Nama Kursus | : | Doktrin Alkitab |
Nama Pelajaran | : | Sifat-sifat Alkitab |
Kode Pelajaran | : | DAL-P05 |
Alkitab berotoritas mutlak dan merupakan satu-satunya standar untuk mengevaluasi serta memahami segala sesuatu (2 Timotius 3:16-17). Alkitab berdiri sebagai hakim dari segala sesuatu dan tidak pernah dihakimi oleh sumber lain apa pun. Mengapa demikian? Jawabannya, karena Alkitab merupakan firman Allah, maka tidak mungkin ada otoritas lain yang lebih tinggi dari itu. Secara sederhana dapat ditegaskan bahwa Alkitab harus dipercaya dan diikuti karena Alkitab merupakan firman Tuhan yang mutlak atau benar. Alkitab adalah satu-satunya otoritas di dalam setiap bidang kehidupan. Berikut ini fakta-fakta mengenai keautentikan wahyu Allah.
Seluruh Alkitab adalah firman Allah; tidak memercayai atau menaati Alkitab berarti tidak percaya atau tidak taat kepada Allah. Dengan kata lain, Alkitab memegang otoritas tertinggi dan terakhir terhadap iman dan kehidupan orang percaya karena Alkitab adalah firman yang datang dari Allah sendiri.
Pada banyak bagian dalam Alkitab dikatakan, "Demikianlah firman Tuhan...." Bentuk kalimat ini dalam Perjanjian Lama identik dengan bentuk kalimat, "Demikian kata Raja...." yang berarti suatu titah yang datang dari pemilik kekuasaan/otoritas tertinggi (raja) dan tidak dapat diganggu gugat, harus dilakukan dan dilaksanakan (misalnya: Bilangan 22:38; Ulangan 18:18-20; Yeremia 1:9). Dalam Perjanjian Baru, ada beberapa ayat yang jelas sekali menunjukkan bahwa tulisan dalam Perjanjian Lama adalah firman Allah (misalnya: 1 Timotius 3:16; 2 Petrus 1:21). Dalam Perjanjian Baru juga terdapat ayat-ayat yang menunjukkan bahwa tulisan dalam Perjanjian Baru adalah firman Allah (misalnya: 2 Petrus 3:16; 1 Timotius 5:18; 1 Korintus 14:37; Yohanes 14:26; 16:13).
Penerimaan orang percaya terhadap Alkitab sebagai firman Allah adalah dari keyakinan, yang diberikan oleh Roh Kudus, di dalam hati manusia yang sudah diperbarui. Dengan demikian, penerimaan akan kewibawaan (otoritas) Alkitab dalam kehidupan orang percaya adalah karena iman, bukan datang dari manusia itu sendiri (bdk. 1 Korintus 2:13-14; Yohanes 10:27).
Ineransi (Ketidakbersalahan Alkitab)
Pengertian/Definisi
Secara umum, "ineransi" diartikan bahwa Alkitab (PL dan PB) adalah seluruhnya firman Allah yang ditulis tanpa kesalahan pada naskah aslinya. Istilah "ineransi" sering kali dicampuradukkan dengan istilah "Infalabiliti", yang memiliki arti bahwa Alkitab tidak mungkin menyesatkan karena semua ajarannya adalah kebenaran (tidak melawan ajaran moral). Sedangkan, penekanan "ineransi" adalah kualitas bebas kesalahan tulisan dan data yang ada di dalam Alkitab. Doktrin tentang ketidakbersalahan Alkitab sangat penting sebab akan memengaruhi doktrin yang lain dan etika Kristen. Misalnya, dalam hal doktrin tentang dosa, penciptaan, Allah, mukjizat, dan keselamatan. Pandangan tentang ineransi Alkitab juga akan menentukan pandangan seseorang tentang etika, perkawinan, dsb..
Sangat penting bagi orang Kristen untuk memegang kepercayaan bahwa Alkitab seluruhnya adalah tidak salah karena Alkitab adalah firman yang datang dari Allah sendiri, yang adalah sempurna dan tidak berdusta. Jika kita tidak memercayai ketidakbersalahan Alkitab, maka kewibawaan Alkitab pun sulit dipertahankan karena berarti kita tidak dapat sepenuhnya memercayai Allah.
Penerimaan "ineransi" bukan berdasarkan pada kemampuan manusia dalam menilai Alkitab, namun berdasarkan keyakinan bahwa:
Memang diakui bahwa kita sudah tidak lagi memiliki naskah asli Alkitab. Yang ada hanyalah salinan aslinya. Penyataan asli tertulis memiliki tiga kategori.
Ada beberapa macam teori "ineransi" yang diajukan.
Alkitab bukanlah kitab ilmiah atau pun sejarah. Oleh karena itu, tidak dituntut ketepatan yang empiris. Dengan mengerti konteks dan latar belakang budaya kemungkinan besar ketidaktepatan belum tentu suatu kesalahan.
Semua data di dalam Alkitab adalah benar, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran ilmiah dan sejarah. Kebenaran Alkitab seharusnya juga dapat dibuktikan dari semua sudut termasuk ilmiah dan sejarah.
Kebenaran Alkitab dapat dibuktikan hanya dari segi doktrinnya yang berhubungan dengan keselamatan. Jika ada kesalahan data yang lain, tidak apa-apa karena itu tidak menjadi kepentingan Alkitab.
Pandangan "ineransi" Alkitab tidak dapat dipisahkan dengan inspirasi. Jika firman Allah diberikan oleh Allah, maka itu tidak mungkin tunduk pada kekeliruan manusia. Memang diakui ada masalah-masalah dalam Alkitab yang sampai sekarang belum dapat dipecahkan, tetapi hal itu belum cukup membuktikan bahwa Alkitab bersalah. Kebenaran ini mencakup ajaran (doktrin), pola hidup (etika), atau pun peristiwa-peristiwa yang terjadi (sejarah).
Dengan demikian, kita memercayai ineransi Alkitab karena Alkitab diilhamkan oleh Allah yang sempurna. Kesempurnaan Allah atau sifat-sifat Allah menjamin bahwa kata-kata Alkitab tidak mengandung kesalahan dan sempurna di dalam autografnya.
Dalam hal Alkitab yang "ineransi", kaum Injili berpegang pada suatu "komitmen teologi", yaitu kepercayaan terhadap keyakinan iman yang dipegang sebagai ketaatan kepada pribadi dan ajaran Alkitab. Kepercayaan ini tidak dibangun secara empiris (berdasar pengalaman) juga bukan sebagai hasil penelitian dari naskah asli. Oleh karena itu, setiap kesulitan yang ditemui harus diteliti dan dipelajari dengan tunduk pada otoritas Allah.
Jawaban atas bagian-bagian Alkitab yang masih sering dipermasalahkan.
Satu peristiwa tidak harus selalu diceritakan dengan istilah/cerita yang sama oleh dua penulis yang berbeda (contoh: Lukas 6:17; Matius 5:1).
Kutipan kata tidak harus sama persis, yang penting kebenarannya (contoh: Hal tentang kesaksian Paulus dari Kisah Para Rasul 9:7; 22:9).
Istilah teknis ilmiah tidak dikenal pada zaman/budaya/waktu itu
(contoh: Matius 5:1 dengan Lukas 6:17: Markus 10:45 dengan Lukas 18:35).
Tidak setiap perbedaan berarti kesalahan. Masalah yang belum terjawab tidak harus diartikan kesalahan (contoh: - pembulatan perhitungan hari, jam, dll.).
Kisah kematian Yudas dari Matius 27:5 dan Kisah Para Rasul 1:18.
Periode penyataan tidak semuanya sama, tergantung konteksnya.
Kejelasan (Clarity)
Pengertian/Definisi
Kejelasan Alkitab diartikan bahwa Alkitab ditulis sedemikian rupa sehingga jelas maksud pemberitaan dan pengajarannya, sehingga dapat dimengerti oleh setiap orang yang sungguh-sungguh membaca dan mencari pertolongan Tuhan serta bersedia melakukan firman Tuhan itu. Namun demikian, tidak berarti bahwa semua bagian Alkitab akan dapat dimengerti dengan mudah. Tidak juga berarti bahwa setiap orang akan mengertinya dengan benar. Tetapi benar bahwa untuk mengerti isi Alkitab dengan benar seseorang harus memiliki persyaratan moral dan rohani tertentu (1 Korintus 2:14). Juga, ada kemungkinan bahwa seseorang dapat mengerti satu bagian Alkitab dengan lebih jelas daripada orang lain (2 Petrus 3:16).
Kesulitan manusia untuk mengerti/menafsirkan isi Alkitab seringkali dikarenakan pikiran manusia yang dibutakan oleh dosa, bukan karena kemampuan intelektual mereka. (1 Korintus 1:18-3:4; Ibrani 5:14; 2 Petrus 3:5).
Keharusan (Necessity)
Pengertian/Definisi
Keharusan Alkitab berarti bahwa Alkitab benar-benar diperlukan secara mutlak untuk mengenal Kristus supaya kita dapat diselamatkan. Hanya Alkitablah yang memberitakan kebenaran Kabar Baik tentang Kristus (Roma 1:16). Penekanannya bukan pada keperluan untuk mengenal sifat-sifat umum Allah, melainkan secara khusus untuk memelihara kehidupan rohani dan untuk mengetahui kehendak Allah.
Roma 10:13-17: Agar manusia dapat diselamatkan, mereka harus mendengar firman Injil Yesus Kristus. Kisah Para Rasul 4:12: Tidak ada keselamatan di luar Kristus. 1 Timotius 2:5-6: Tidak ada Pengantara lain selain Yesus Kristus untuk menjadi Pendamai antara manusia dengan Allah.
Kesimpulan: karena Alkitab adalah satu-satunya sumber untuk mengenal Kristus; Injil yang memunyai kuasa untuk menyelamatkan, maka manusia harus membaca Alkitab atau mendengar dari orang lain, firman yang ada di dalam Alkitab.
Kecukupan (Sufficiency)
Pengertian/Definisi
Kecukupan Alkitab memiliki arti bahwa Alkitab berisi semua firman Allah yang dibutuhkan oleh orang percaya untuk keselamatannya dan untuk hidup di dalam keselamatannya, sehingga tidak diperlukan lagi tambahan "penyataan" lain di luar Alkitab. Dengan demikian, kita percaya bahwa Alkitab adalah cukup sebagai satu-satunya sumber firman Allah yang diperlukan oleh manusia untuk selamat dan hidup dalam keselamatannya.
Beberapa ayat di bawah ini menyatakan berbagai bukti kecukupan Alkitab.
Tidak Pernah Gagal dalam Maksudnya (Efficacy)
Pengertian/Definisi
Maksud dan tujuan Alkitab adalah memberikan berita tentang Allah dan rencana keselamatan-Nya kepada manusia. Dalam menyampaikan beritanya ini, Alkitab tidak pernah gagal mencapai maksudnya, baik untuk orang yang menerima keselamatan ataupun untuk mereka yang menolak. Untuk orang yang diselamatkan, firman Allah memberikan damai sejahtera dan hidup yang kekal, untuk orang yang menolak firman-Nya, Allah menyatakan keadilan-Nya dengan menghukum mereka ke dalam nyala api selama-lamanya.
Yesaya 55:11: Firman Allah tidak pernah kembali dengan sia-sia.
Kesatuan (Unity)
Pengertian/Definisi
Alkitab memunyai satu kesatuan isi dan berita, yaitu Allah yang menyatakan diri kepada manusia dalam diri Tuhan Yesus Kristus.
Kesatuan Alkitab menunjukkan bahwa Alkitab berbeda dari kitab-kitab yang lain, sangat unik. Mengapa? Berikut ini adalah daftar yang membuktikan bahwa Alkitab itu sangat unik.
Satu-satunya kitab yang ditulis dalam jangka waktu 1600 tahun dan melibatkan kisah dari 60 generasi.
Ditulis oleh kurang lebih 40 penulis dari berbagai kalangan (raja, nabi, nelayan, penulis puisi, orang kaya, petani, ahli filsafat, negarawan, ahli politik, gembala, militer, dokter, dsb.).
Ditulis di tempat-tempat yang berbeda (di penjara, di padang belantara, di bukit, di istana, di pulau terpencil, dsb.).
Ditulis dalam zaman, waktu, tempat (tiga benua), dan keadaan yang berbeda-beda.
Ditulis dalam tiga macam bahasa (Ibrani, Aramic, Yunani).
Buku yang paling jujur menceritakan semua kebaikan dan kejelekan sifat manusia.
Buku yang berisi nubuatan dan yang kebenaran nubuatannya sudah terbukti.
Alkitab juga adalah buku yang dapat bertahan melalui waktu, penganiayaan, kritikan, pengrusakan, dll..
Alkitab adalah buku pertama yang diterjemahkan berulang-ulang, dalam jumlah bahasa yang terbanyak, dan sudah disebarkan ke seluruh penjuru dunia.
Memunyai pengaruh luar biasa karena orang berdosa besar dapat diubahkan menjadi orang yang baik dan berbudi.
"Berikan kepada kami hati yang mencintai firman-Mu, firman yang memiliki sifat-sifat yang luar biasa. Betapa bersyukurnya kami karena menyadari anugerah yang sungguh indah ini. Karena itu, tuntunlah kami untuk terus mengagumi firman-Mu dan melakukan-Nya dari hari ke hari untuk kemuliaan nama-Mu. Amin"