Nama Kursus | : | Pembinaan Iman Remaja |
Nama Pelajaran | : | Kurikulum dan Metode Pelayanan Remaja |
Kode Pelajaran | : | PIR-P05 |
Referensi PIR-R05c diambil dari:
Judul Buku | : | Penuntun Guru PAK Sekolah Minggu dan Sekolah Dasar 1 dan 2 |
Penulis | : | Dr. Leatha Humes dan Ny. A. Lieke Simanjuntak |
Penerbit | : | BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998 |
Halaman | : | 23 - 25 |
METODE-METODE YANG DIPAKAI OLEH TUHAN YESUS
Seperti guru menghadapi anak didik dan kelas, demikianlah Tuhan Yesus menghadapi khalayak ramai. Metode-metode yang dipakai untuk mengajar orang-orang yang datang mendengar-Nya semuanya sangat cocok untuk mengajar anak di SD. Marilah kita perhatikan beberapa:Segala kelakuan-Nya sesuai dengan kehendak Allah dan menyatakan kasih dan kebenaran Allah kepada murid-murid-Nya. Tiap orang yang datang kepada-Nya mendapat perhatian-Nya. Dengan penuh kasih Ia menolong yang memerlukan pertolongan-Nya. Ia tidak segan melawan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Contoh yang konkrit dalam hidup seorang guru selalu lebih mengesankan daripada segala kata yang diucapkannya.
Sebagai dasar untuk ajaran yang baru, Ia menyebut hal-hal yang lazim dialami tiap orang, peristiwa-peristiwa dari hidup sehari-hari yang pasti akan dimengerti oleh setiap pendengar-Nya. Umpamanya, menanam benih (Mat. 13:1-9), memasang lampu (Mat. 5:15-16), mencari sesuatu yang hilang (Luk. 15:1-10).
Hal-hal seperti itu dapat dimengerti, dan juga akan mengingatkan mereka kepada ajaran itu tiap kali mereka melakukannya lagi.
Ia memakai mata uang (Mat. 12:13-17), burung di udara dan bunga-bunga di Padang (Mat. 6:25-34) yang kelihatan di mana-mana yang akan mengingatkan pendengar-Nya akan ajaran-Nya tiap kali mereka melihat barang itu kelak.
Cerita-cerita berupa perumpamaan dan perbandingan yang sangat mengesankan dipakai-Nya untuk memikat perhatian orang dan menekankan kebenaran. Cerita-cerita itu sering dipakai-Nya untuk menjawab pertanyaan dan pendengarnya diajak berpikir sendiri mengenai maksud dan anti cerita itu. (Misalnya Luk. 10:25-37 dan 12:13-21.)
Cerita yang mengesankan takkan terlupakan, sehingga ajaran yang terdapat di dalamnya makin mendalam bagi pendengarnya.
Tiap manusia menaruh perhatian pada kepentingan dirinya sendiri. Apa saja yang akan menolongnya untuk mencapai tujuannya, akan menarik perhatiannya. Tuhan Yesus selalu menunjukkan hubungan antara ajaran yang diberikan-Nya dengan kebutuhan yang sedang digumuli oleh para pendengar-Nya. (Lihat umpamanya, Mat. 11:28-29 dan Yoh. 11:25-26.)
Tetapi perhatikanlah: Persaingan atau harapan untuk memperoleh sesuatu yang berharga dalam dunia materi tak pernah dipakai-Nya sebagai motif untuk menerima ajaran-Nya.
Ia mengajar mereka bersoal-jawab; Ia mengajukan kepada mereka pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mereka untuk berpikir menemukan jawaban yang tepat. Ia memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu; murid-murid diajak memberi makan orang banyak (Mat. 14:16-19). Mereka ditugaskan pergi meneruskan ajaran yang telah disampaikan-Nya kepada mereka (Luk. 10:1-9).
Kita belajar jauh lebih banyak dari apa yang kita lakukan daripada yang hanya kita dengarkan.
Dengan jelas Ia menunjukkan akibat dari pilihan yang tepat dan yang tidak tepat. Tanggung jawab untuk memilih terletak sepenuhnya pada tiap pendengar-Nya. Ia tidak menyuruh mereka menghafalkan apa yang dikatakan-Nya dan taat secara mutlak tanpa pikir. Tidak. Ia mendorong mereka untuk berpikir sendiri dan mengambil keputusan dengan penuh kesadaran mengenai akibat pilihannya, yakni untuk mengikuti-Nya atau tidak.
Ketaatan yang dipaksakan atau dilakukan tanpa pikir bukanlah ketaatan sejati. Keputusan yang sah ialah keputusan yang diambil dengan penuh pengertian dan kerelaan.
Semua metode ini sangat tepat bagi guru SM dan guru yang mengajarkan agama kepada anak didik di SD.
Pikirkan kembali setiap macam metode mengajar yang disebut di atas dan berikan contoh yang konkrit, bagaimana tiap cara dapat dipakai dalam kelas Anda sendiri. Umpamanya: