Nama Kursus : PENGANTAR PERJANJIAN BARU
Nama Pelajaran : Latar Belakang Agama Dunia PB
Kode Pelajaran : PPB-P02
Pelajaran 2 - LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB
Daftar Isi
- Latar Belakang Dunia PB (2)
- Ilmu Pengetahuan
- Hiburan
- Bahasa
- Sistem Pendidikan
- Latar Belakang Agama Dunia PB
- Agama Primitif
- Yudaisme
- Latar Belakang
- Pusat Ibadah Yahudi di Yerusalem
- Tempat Ibadah Yahudi - Sinagoge
- Bentuk ibadah
- Aliran-aliran keagamaan dalam Yudaisme.
- Hari-hari Raya Yahudi
Doa
I. LATAR BELAKANG DUNIA PB (2)
Di bawah pemerintahan kaisar Augustus, kesusasteraan Romawi
dibangkitkan lagi. Tulisan-tulisan mereka berupa drama-drama dan
cerita-cerita mitos Yunani.
Ilmu Pengetahuan
Dalam hal ilmu pengetahuan sudah dikenal ilmu alam sederhana, ilmu
pengobatan umum, ilmu bahasa dan pidato. Seni dan ilmu arsitektur
adalah yang paling maju pesat. Banyak dibangun jembatan, saluran air,
gedung-gedung kesenian dan patung-patung. Ilmu perbintangan banyak
dinikmati masyarakat.
Hiburan
Untuk hiburan banyak dipertunjukkan pertunjukkan-pertunjukkan musik
untuk menghibur kaum jelata. (tambur, kecapi, seruling dan harpa).
Sedangkan hiburan untuk kaum ningrat (kaya) adalah pertarungan
berdarah antara manusia dan hewan (gladiator) di arena-arena
pertunjukkan.
Bahasa
Bahasa yang dipakai bermacam-macam: Latin, Yunani, Aramaik dan Yahudi
(Ibrani), masing-masing bahasa mempunyai fungsi yang berbeda-beda dan
untuk tujuan yang berbeda.
Sistem Pendidikan
Sistem Pendidikan sudah lama dikenal, baik dikalangan masyarakat
Yahudi ataupun non-Yahudi. Masyarakat Yahudi, terutama keluarga
memberikan perhatian yang sangat besar dalam pendidikan terhadap
generasi penerusnya. Tujuan utama adalah agar mereka memelihara budaya
dan agama nenek moyang. Ketika ada di tanah Pembuangan pendidikan
dilaksanakan di tempat ibadah Sinagoge.
II. LATAR BELAKANG AGAMA DUNIA PB
Agama Primitif
Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani,
walaupun tidak berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena
rakyat tidak lagi melihat manfaatnya. Bahkan justru sebaliknya, cerita
dewa-dewi itu merusak moral dan kehidupan kaum muda.
Pemujaan kepada kaisar sangat menguntungkan negara karena mendatangkan
kesatuan. Tetapi di lain pihak mendatangkan penganiayaan bagi orang
Kristen.
Selain pemujaan-pemujaan itu ada juga pemujaan kepada agama-agama
rahasia dan alam gaib. Namun ini pun kurang memuaskan kehidupan rohani
mereka.
Untuk mengatasi itu lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang
sistematis yang lebih disukai karena sanggup memuaskan intelektual
yang mereka puja. Contoh aliran-aliran filsafat yang ada pada saat
itu: Platonisme, Gnostisisme, Neo-platonisme, Epikurianisme,
Stoicisme, Skeptisisme dll.
Yudaisme
Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua sisi mata koin yang tidak
dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam
membentuk dunia Perjanjian Baru, karena dari sanalah kekristenan
lahir. Hampir semua penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang
mempunyai latar belakang agama Yudaisme. Oleh karena itu untuk
memahami tulisan-tulisan PB dengan baik akan ditentukan dari seberapa
jauh kita mengerti tentang bangsa Yahudi dan agama Yahudi.
Latar Belakang
Untuk memahami sejarah bangsa Yahudi, kita harus kembali melihat jauh
ke belakang kepada panggilan Allah terhadap Abraham. karena dari
Abrahamlah bangsa "pilihan" ini berasal.
Namun demikian, agama Yudaisme sebenarnya baru dimulai pada masa
"penyebaran" (diaspora) yang terjadi sejak tahun 734 SM, ketika
puluhan ribu orang Yahudi dibuang keluar dari tanah kelahiran mereka.
Di tanah pembuangan itulah orang-orang Yahudi yang setia kepada Taurat
mulai merasakan kesulitan besar untuk tetap beribadah dan mentaati
Hukum dan Taurat mereka.
Sebagian dari mereka yang dibuang ini mulai tergoda untuk mengadopsi
cara-cara hidup kafir, bahkan juga agama kafir. Melihat tantangan yang
besar ini mulailah orang-orang Yahudi sadar betapa berharganya
kepercayaan yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Oleh karena
itu mereka mulai memikirkan tentang bagaimana mempelajari agama nenek
moyang mereka yang berisi hukum Taurat itu dengan sungguh-sungguh
supaya mereka tidak dicemari dengan budaya dan dunia kafir. Dari
sinilah Yudaisme secara resmi lahir. Salah seorang pelopor utama
gerakan ini adalah Ezra, ia mengetuai badan yang disebut sinagoge
agung. Badan yang terdiri dari 120 orang ini bertugas untuk
menghidupkan, memulihkan dan menggolong-golongkan kitab-kitab PL. Tapi
akhirnya badan ini diganti dengan dewan sanhedrin. [Lihat: Dan. 1:5-8;
3:4-7: Ezr. 7:1-6]
Pusat Ibadah Yahudi di Yerusalem
Sebelum masa penyebaran/pembuangan, Bait Suci di Yerusalem (yang
dibangun oleh Raja Salomon) adalah satu-satunya pusat ibadah bagi
orang Yahudi. Isi ibadah mereka adalah melakukan perjalanan ke
Yerusalem secara teratur dan mengadakan upacara korban sembelihan di
sana. Setelah mereka dibuang ke tanah asing, mereka tidak mungkin lagi
ke Bait Suci untuk beribadah, apalagi setelah Yerusalem dihancurkan
(586 SM). Upaya yang mereka lakukan untuk menggantikan ibadah adalah
dengan menggiatkan kembali pengajaran tentang Hukum dan Taurat sebagai
pusat ibadah mereka yang baru.
Walaupun Bait Suci kemudian dibangun kembali, ada banyak orang Yahudi
yang masih tinggal di tanah asing dan tidak kembali ke Palestina,
bahkan ternyata lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di luar negara
mereka. Untuk memenuhi kebutuhan rohani dan ibadah mereka maka
dibangunlah sinagoge-sinagoge di kota-kota di mana orang Yahudi
tinggal. Sinagoge (artinya rumah ibadat orang Yahudi) tidak bisa
dikatakan sebagai tiruan Bait Suci Yerusalem, karena selain ukuran
yang jauh lebih kecil, juga tidak disediakan tempat untuk membakar
korban. Sebagai gantinya dilakukan doa, membaca Taurat, memelihara
hari Sabat, sunat dan memelihara hukum-hukum PL yang mengatur soal
makanan. Inilah yang akhirnya menjadi pusat ibadah Yudaisme. [Lihat:
Maz. 137: 1-5]
Tempat Ibadah Yahudi - Sinagoge
Sejak jaman penyebaran/pembuangan peranan sinagoge dalam melestarikan
agama dan budaya Yahudi sangat besar. Di sinilah Yudaisme bertumbuh
dan mengalami kedewasaan. Di setiap kota besar dimana ada kelompok
orang Yahudi tinggal didirikanlah sinagoge. Akhirnya sinagoge juga
menjadi balai sosial di mana penduduk Yahudi di kota itu berkumpul
setiap hari minggu untuk belajar tentang tradisi dan agama Yudaisme.
Kesuksesan pemakaian rumah ibadat orang Yahudi ini sangat mengesankan,
sehingga pada waktu orang-orang Yahudi perantauan pulang ke tanah
airnya, sistem ibadah di sinagoge ini dibawa dan tetap dipraktekkan
sampai jaman Yesus dan para Rasul.
Pemimpin sinagoge disebut "kepala rumah ibadat", yang diangkat dari
antara penatua berdasarkan hasil pemungutan suara. Tugasnya adalah
memimpin kebaktian, menjadi penengah dalam suatu perkara dan
memperkenalkan pengunjung pada jemaat. Penjaga sinagoge disebut
hazzan. Tugasnya menjaga dan memelihara bangunan dan juga harta benda
yang ada di sinagoge.
Dalam sinagoge ada lemari untuk menyimpan gulungan kitab Taurat,
sebuah podium dengan sebuah meja untuk meletakkan Kitab Suci yang
sedang dibaca, dan juga lampu dan bangku serta kursi duduk jemaat.
[Lihat: Mar. 5:22; Luk. 13:14; Kis. 13:5; 14:1; 15:43, dst.]
Bentuk ibadah
Dalam sinagoge kebaktian dilakukan sbb.:
- Pembacaan pengakuan iman Yahudi yang disebut shema - (Ul. 6:4,5).
Diikuti dengan puji-pujian kepada Allah yang disebut berakot
("Diberkatilah....").
- Pembacaan doa, dan juga pembacaan doa pribadi oleh jemaat (dalam
hati).
- Selanjutnya adalah pembacaan Kitab Suci (kitab Taurat dan
Pentateukh, juga kitab Nabi-nabi).
- Kemudian diikuti dengan Kotbah untuk menjelaskan bagian yang baru
saja dibacakan.
- Kebaktian diakhiri dengan berkat, yang dilakukan oleh imam.
Bentuk/tata cara ibadah sinagoge ini juga diikuti oleh gereja
abad pertama.
Aliran-aliran keagamaan dalam Yudaisme.
Walaupun semua orang Yahudi memegang hukum agama yang sama (Yudaisme)
tapi dalam penafsiran dan tujuannya ada bermacam-macam aliran:
Kaum Parisi
Berasal dari kata parash, artinya "memisahkan". Aliran yang paling
berpengaruh dan banyak pengikutnya dalam masyarakat. Mereka adalah
para ahli tafsir PL, yang menjunjung tinggi hukum lisan atau adat
istiadat nenek moyang yang mereka taati sampai pada hal yang
sekecil-kecilnya. Karena keahliannya inilah mereka disebut sebagai
ahli Taurat. Kelompok inilah yang paling banyak dijumpai berselisih
paham dengan Yesus. Namun demikian tidak semua orang Parisi munafik
ada juga yang sungguh-sungguh. [Lihat: Mat. 23:13-15]
Kaum Saduki
Nama Saduki berasal dari bani Zadok (Imam Besar). Mereka berjumlah
kecil tetapi sangat berpengaruh dalam pemerintahan, karena anggota
mereka adalah para imam di Bait Allah di Yerusalem.
Pengajaran PL yang mereka terima hanyalah 5 kitab Pentateukh, tidak
percaya pada kebangkitan dan hal-hal supranatural atau kehidupan
sesudah kematian, tetapi mereka berpegang ketat hanya pada
tafsiran-tafsiran harafiah Taurat. [Lihat: 2Sam. 15:24-29; Kis.
23:8]
Kaum Zelot
Mereka adalah kaum nasionalis fanatik yang ingin melepaskan diri
dari penjajahan Romawi. Mereka percaya bahwa Allah adalah satu-satunya pemimpin mereka. Oleh karena itu mereka sering mengadakan
pembrontakkan melawan pemerintah Romawi. [Lihat: Kis. 5:37; Mar.
12:14]
Kaum Eseni
Eseni artinya "saleh" atau "suci". Mereka ini tidak secara resmi
disebut dalam kitab-kitab PB, tetapi keberadaan mereka diakui oleh
tradisi sebagai biarawan-biarawan Yahudi yang hidup membujang.
Mereka juga menjalankan hidup sederhana dan bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup bersama. Kelompok ini sering dihubungkan dengan
penemuan-penemuan naskah Qumran, walaupun tidak ada bukti kuat.
Kaum Helenis
Kelompok ini disebut kaum Helenis karena mereka adalah orang-orang
keturunan Yahudi tetapi telah mengadopsi kebudayaan dan bahasa
Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi,
kecuali dalam hal iman agama mereka.
Hari-hari Raya Yahudi
Orang-orang Yahudi banyak merayakan hari-hari penting yang pada
umumnya dihubungkan dengan perayaan keagamaan yang memiliki latar
belakang erat dengan sejarah kehidupan bangsa Israel. Hari-hari Raya
tsb. antara lain: Perayaan Paskah, Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari
Raya Pentakosta, Hari Raya Tahun Baru, Hari Perdamaian, Hari Raya
Pondok Daun. Lima hari raya ini diadakan berdasarkan aturan dalam
Hukum Muda. Sesudah masa pembuangan mereka menambah perayaan Hari Raya
Meniup Serunai, Hari Raya Purin.
Akhir Pelajaran (PPB-P02)
DOA
"Bapa, Kau tahu isi hatiku betapa Ku berterimakasih pada-Mu yang memberikan anugrah pengertian atas Firman-Mu. Jadikan aku seorang yang tidak hanya mendengar firman-Mu tapi melakukannya dalam keseharianku." Amin
[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain.]
|