Nama Kursus : PENGANTAR PERJANJIAN BARU
Nama Pelajaran : Latar Belakang Rasul Paulus Dan Surat-Surat Rasul
Paulus
Kode Pelajaran : PPB-P05
Pelajaran 5 - LATAR BELAKANG RASUL PAULUS DAN SURAT-SURAT RASUL PAULUS
Daftar Isi
- Latar Belakang Pelayanan Rasul Paulus
- Kehidupan Paulus Sesudah Pertobatan
- Perjalanan Misi Paulus yang Pertama
- Perjalanan Misi Paulus Kedua
- Perjalanan Misi Paulus Ketiga
- Surat-surat Kiriman Rasul Paulus
- Hubungan Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-
surat Kiriman
- Pengantar untuk Surat-surat Kiriman Rasul Paulus
- Panggilan Paulus untuk Menginjili Orang-orang Non-Yahudi
- Strategi Paulus dalam Mengabarkan Injil
Doa
A. LATAR BELAKANG PELAYANAN RASUL PAULUS
Kehidupan Paulus Sesudah Pertobatan
Berkotbah di Damaskus (9:20), Pergi ke Arabia (Gal 1:17), Kembali ke
Damaskus (Gal 1:17), Mengunjungi Yerusalem (Gal 1:18), Dicurigai oleh
gereja (Kis 9:27), Berteman dengan Barnabas (9:27), Orang Yahudi
menganiayanya (9:29), Visi untuk pergi menginjili (22:17-18), Pergi ke
Tarsus (9:30), Barnabas membawanya ke Antiokia (11:25-26), Bekerja di
Antiokia (11:26).
Perjalanan Misi Paulus yang Pertama
Bekerja di Siprus, Salamis, Papos (13:5-11), Namanya diganti (13:9,
13), Ke Perga - Markus ditinggalkan (13:13), Khotbah di Antiokia
(13:14-41), Di Ikonium (13:51), Di Listra - Paulus dirajam batu (14:8-
19), Derbe - Kota terakhir yang dikunjungi (14:20), Perjalanan pulang
(14:21-26)
Perjalanan Misi Paulus Kedua
Di Listra & Sisilia (15:41), Listra - Timotius bergabung (16:1-3), Di
Pergia dan Galatia (16:6), Visi ke Troas (16:9), Di Filipi, Lidia &
penjaga penjara (16:13-34), Gereja Tesalonika ditemukan (17:4), Orang-
orang percaya di Berea (17:11-12), Khotbah di Areopagus di Atena
(17:16-33), Visi Korintus - gereja ditemukan (18:1-8), Di Efesus -
kunjungan singkat (18:19-20), Kembali ke Antiokia (18:22)
Perjalanan Misi Paulus Ketiga
Mengunjungi Galatia & Pirgia (18:23), Efesus (19), Di Makedonia &
Grece (20:1-2), Kotbah di Troas (20:6-12), Perpisahan dengan penatua
Efesus (20:17-35), Di Tyre (21:1-4), Kaesaria (21:8)
B. SURAT-SURAT KIRIMAN RASUL PAULUS
- Hubungan Kisah Para Rasul dengan Kitab-kitab Injil dan Surat-surat
Kiriman
Kitab Kisah Para Rasul adalah jembatan antara Kitab-kitab Injil dan
Surat-surat Kiriman.
Untuk Kitab-kitab Injil: menjadi jembatan antara pelayanan yang
dilakukan oleh Tuhan Yesus dan penggenapan nubuat Yesus tentang akan
didirikan-Nya Gereja (Mat. 16:18).
Untuk Surat-surat Kiriman: menjadi jembatan dalam memberi latar
belakang Surat-surat Kiriman, yaitu:
- Surat Galatia : Antiokia, Ikonium, Listra, Derbe. (Kis 13:14-14:28)
- Surat Filipi: Filipi (Kis 16:11-40)
- Surat 1 dan 2 Tesalonika: Tesalonika (Kis 17:1-9)
- Surat 1 dan 2 Korintus: Korintus (Kis 18:1-16)
- Surat Efesus: Efesus (Kis 19:1-41; 20:17-35)
- Pengantar untuk Surat-surat Kiriman Rasul Paulus
Kewibawaan Surat Kiriman Rasul Paulus
Surat-surat itu sekarang jumlahnya 13 Surat, sesungguhnya lebih
tapi hilang. Dari kesaksiannya Rasul Paulus mempunyai keyakinan
yang kuat akan panggilan Allah dalam hidupnya (Rm 1:6). Ia juga
mempunyai kepercayaan yang kuat akan otoritas Firman yang Allah
berikan melalui Paulus kepada gereja-gereja (Jemaat) Kristen saat
itu.
- Motif Penulisan
Jangkauan daerah pelayanan yang luas tidak memungkinkan Paulus
mengunjungi mereka satu per satu. Tetapi jemaat masih muda itu
perlu dinasehati, didorong, dihibur dan dikuatkan. Ditambah lagi
saat itu jemaat-jemaat ini belum mempunyai salinan kitab-kitab
Perjanjian Lama (masih menggunakan tradisi lisan). Oleh karena itu,
surat menjadi alat yang sangat penting bagi Paulus untuk
berkomunikasi.
Catt.: Jumlah perjalanan yang ditempuh Paulus dalam km adalah
7800 km darat (harus ditempuh dengan jalan kaki) dan 900 km
lewat laut.
Contoh: Dari Korintus ke Athen dibutuhkan 3 hari perjalanan kaki.
Dari Tesalonika dibutuhkan 13 hari perjalanan kaki Dari
Efesus ke Troas dibutuhkan 10 hari perjalanan kaki.
- Susunan/struktur Surat
Sama seperti model-model surat jaman itu, biasanya surat disusun
dalam struktur sbb.:
Nama penulis (mis: Paulus ..)
Nama penerima (Kepada jemaat Allah di ...
Salam pembukaan (kasih karunia dan damai sejahtera dari ..)
Doa harapan dan ucapan syukur (aku mengucap syukur kepada Allah
...)
Isi surat (tubuh surat)
Salam penutup/perpisahan (kasih karunia ....)
- Gaya bahasa
Dikenal gaya pikiran dalam surat Paulus melompat-lompat, sintaksnya
patah-patah. Selain itu juga sulit dimengerti karena sarat dengan
konsep-konsep dengan bahasa filsafat).
- Pemahaman Kontekstual
Untuk memahami Surat-surat Kiriman Rasul Paulus perlu dipelajari
hal-hal sbb.:
- Harus mengenal Pembaca/Penerima Surat Kiriman tsb. dan kebutuhan
mereka.
- Surat-surat Kiriman tidak ditulis untuk tujuan indoktrinasi tapi
karena ada masalah.
- Masing-masing Surat harus dibaca/dimengerti berdasarkan
konteksnya.
C. PANGGILAN PAULUS UNTUK MENGINJILI ORANG-ORANG NON-YAHUDI
Dari hasil pelayanan Paulus keberbagai tempat terlihat bahwa Tuhan
juga berkenan memanggil orang-orang bukan Yahudi (bangsa kafir) untuk
masuk dalam persekutuan dengan Kristus. Dan penerimaan itu adalah
tanpa syarat, artinya tanpa harus membuat mereka menjadi orang Yahudi
dan mengikuti tradisi Yahudi (mis. sunat). Paulus dengan berani
memberikan dasar Firman Tuhan agar orang-orang Kristen (baik Yahudi
atau non-Yahudi) memahami pengajaran Alkitabiah dengan benar, bahwa
keselamatan adalah semata-mata karena anugerah melalui iman bukan
perbuatan.
D. STRATEGI PAULUS DALAM MENGABARKAN INJIL
Paulus adalah contoh seorang misionaris yang berhasil sepanjang
sejarah kekristenan. Hasil pelayanannya meliputi seluruh wilayah Laut
Tengah (meliputi 3 benua). Rahasia keberhasilan pelayanannya adalah:
- Pada pemberitaan yang disertai dengan kuasa Roh Kudus.
Bukan kuasa manusia tapi kuasa yang datang dari atas.
- Paulus adalah pemikir ulung dalam menyusun strategi pelayanannya.
- Ketidak tergantungan pada fasilitas.
Mengingat terbatasnya fasilitas yang tersedia saat itu, Paulus
betul-betul termasuk seorang yang luar biasa. Misalnya, tidak
tersedianya peta wilayah (dunia), seluruh perjalanan darat harus
ditempuh dengan berjalan kaki dll.
- Kemampuan berkomunikasi
Paulus selalu siap menghadapi setiap kemungkinan; dengan siapa
pun dan di mana pun berada Paulus selalu siap melayani (baik
pemimpin agama, politikus, atau orang biasa/baik di pasar atau
di istana).
- Kemampuan intelektual
Paulus selain cerdas, juga rajin belajar. Segala macam topik
pembicaraan Paulus selalu menguasai.
- Tahan menderita dan tidak mudah putus asa.
Paulus tidak hanya
rela mengeluarkan keringat bagi pelayanannya, tapi juga air
mata.
Latar Belakang Paulus
Walter M. Dunnett melukiskan latar belakang Paulus sbb.:
"Paulus adalah seorang Yahudi tulen. Inilah faktor utama untuk bisa
mengerti perangai dan kegiatannya. Dia dilahirkan dalam keluarga
Yahudi di kota Tarsus, propinsi Kilikia, dan karenanya selama
bertahun-tahun dia terkenal sebagai Saulus dari Tarsus. Menurut
pengakuannya sendiri, dia seorang Farisi, demikian juga ayahnya
(Kis. 23:6), berbicara bahasa Aram ("orang Ibrani asli"), dan
diajar membuat tenda pada masa mudanya (Kis. 18:3). Dia berasal
dari suku Benjamin (Fil 3:5). Menurut sejarahnya, suku Benjamin itu
orang-orang yang berjiwa pejuang, dan agaknya, Paulus menyatakan
semangat yang amat besar dalam semua usahanya, terutama sekali
dalam penganiayaan terhadap gereja (Gal. 1:13). Pada usia muda dia
pergi ke Yerusalem, dan menurut kesaksiannya yang tertulis dalam
Kisah Para Rasul dia belajar di bawah pimpinan Rabi Gamaliel I yang
terkenal, guru yang utama pada sekolah Hilel (Kis. 22:3). Dari
kata-katanya sendiri di surat Galatia, kita tahu bahwa Saulus "jauh
lebih maju" dari banyak temannya, karena ia "sangat rajin
memelihara adat istiadat nenek moyangku" (Gal. 1:14).
Permulaan usaha Saulus untuk membasmi Gereja bertepatan dengan
pembunuhan Stefanus (Kis. 7:58-8:3). Dia tidak saja menganiaya...
"laki-laki dan perempuan" di Yerusalem, tetapi dengan surat kuasa
Imam Besar (Yusuf Kayafas), dia pergi ke kota-kota lain untuk
melaksanakan tugasnya (Kis. 26:10-11). Pada perjalanan dinas
seperti itulah Saulus dari Tarsus berjumpa dengan Yesus dan
bertobat secara luar biasa."
- Latar Belakang Teologia Paulus
- Seorang Farisi Tulen, yang taat pada Hukum Taurat, hal ini jelas
ditunjukkan dalam kesaksian hidupnya dan juga ketrampilannya
dalam menafsir (cara penafsiran Yahudi).
- Paulus mengadopsi cara berpikir Yunani dalam menyampaikan Injil
kepada orang-orang non Yahudi. Budaya Yunani adalah budaya yang
diagung-agungkan jaman itu, oleh karena itu mengerti budaya
Yunani merupakan satu cara memenangkan mereka.
Akhir Pelajaran (PPB-P05)
DOA
"Rancangan-Mu tiada terduga....karena anugrah-Mulah ku dapat
mengenal-Mu. Terimakasih untuk firman Tuhan yang dapat kukecap
sampai saat ini." Amin
[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain.]
|