Pertanyaan 01 | Referensi 01a | Referensi 01b

Nama Kursus: PEMBENTUKAN ROHANI KRISTEN
Nama Pelajaran:Dasar Pembentukan Rohani Kristen dan Disiplin Rohani
Kode Pelajaran: PRK-P01

Pelajaran 01 - DASAR PEMBENTUKAN ROHANI KRISTEN DAN DISIPLIN ROHANI

DAFTAR ISI

  1. DEFINISI DAN PENGERTIAN PEMBENTUKAN ROHANI
    1. Tinjauan Etimologis
    2. Tinjauan Teologis

  2. DASAR-DASAR ALKITABIAH PEMBENTUKAN ROHANI KRISTEN
    1. Hidup rohani seorang Kristen dimulai dari anugerah keselamatan
    2. Hidup rohani seorang Kristen adalah proses pengudusan
    3. Hidup rohani seorang Kristen adalah pertumbuhan
    4. Disediakan sarana-sarana anugerah

  3. SARANA PEMBENTUKAN ROHANI KRISTEN: DISIPLIN ROHANI
    1. Pengertian Disiplin Rohani
    2. Macam-macam Disiplin Rohani
DOA

  1. DEFINISI DAN PENGERTIAN PEMBENTUKAN ROHANI
    1. Tinjauan Etimologis
    2. Kata "Pembentukan Rohani" dalam bahasa Inggrisnya adalah "Spiritual Formation"; dibentuk dari kata "spiritual" (rohani) artinya hal-hal yang berkenaan dengan keagamaan dan "formation" (pembentukan) yang artinya adalah tindakan yang memberikan bentuk kepada sesuatu. Jadi secara harafiah, istilah Pembentukan Rohani diartikan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memberi bentuk kepada hidup kerohanian.

    3. Tinjauan Teologis
    4. Ditinjau dari sudut kekristenan kata "spiritual" atau "rohani" memiliki latar belakang konsep Yahudi (Perjanjian Lama) yang pada umumnya dikaitkan dengan karya penyelamatan Allah atas umat-Nya, yaitu bangsa Israel. Allah ingin agar hidup umat yang telah diselamatkan-Nya itu memiliki hubungan yang dekat dengan Allah. Namun hal itu tidaklah terjadi secara otomatis perlu proses yang terus menerus dan sadar (intensional) sehingga terjadi pembentukan hidup rohani yang mengakui akan kehadiran Allah secara penuh dalam setiap area kehidupan. (Kitab Ulangan pasal 6).

      Oleh karena itu dalam konteks kekristenan Perjanjian Baru, Pembentukan Rohani diartikan sebagai proses yang dilakukan secara terus menerus, sistematis dan sadar untuk mencapai tujuan yang Tuhan inginkan yaitu menjadi serupa dengan Kristus dalam seluruh hidup kita melalui ketaatan pada Alkitab dan kekuatan yang diberikan oleh Roh Kudus.

  2. DASAR-DASAR ALKITABIAH PEMBENTUKAN ROHANI KRISTEN
  3. Pembentukan hidup rohani seorang Kristen memiliki dasar dan arah yang jelas. Berikut ini adalah beberapa prinsip Alkitab yang perlu kita perhatikan dengan baik berkenaan dengan proses pembentukan hidup rohani seorang Kristen:

    1. Hidup rohani seorang Kristen dimulai dari anugerah keselamatan yang diberikan oleh Allah melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus (Roma 6:3-11; 2 Korintus 5:17).
    2. Kehidupan rohani yang sejati bukan lahir dari usaha manusia, namun dimulai dari panggilan ilahi, kelahiran baru dan pertobatan. Manusia rohani yang sesungguhnya adalah dilahirkan dalam Roh, sehingga manusia lama kita, yaitu manusia kedagingan, mati dan dikubur untuk kemudian bersama-sama dengan Kristus dibangkitkan menjadi manusia baru di dalam Kristus.

    3. Hidup rohani seorang Kristen adalah proses pengudusan yang dilakukan oleh Allah dengan usaha manusia secara terus-menerus di dalam ketaatan kepada perintah Tuhan (1 Korintus 15:10).
    4. Jika kelahiran baru merupakan karya Allah saja seluruhnya, maka pengudusan adalah proses yang dimungkinkan karena anugerah Allah dan usaha manusia. Dalam proses pengudusan ini, manusia yang sudah diciptakan baru ini, dimungkinkan untuk menjadi manusia sempurna sebagaimana maksud Tuhan menciptakannya. Dikatakan sebagai suatu proses karena tidak terjadi secara otomatis dan seketika. Ada kalanya melewati masa-masa kemenangan, tapi kadang juga masa-masa kegagalan. Namun demikian dalam anugerah Tuhan, maka mereka akan bertahan sampai akhir.

    5. Hidup rohani seorang Kristen adalah pertumbuhan dari bayi-bayi rohani menjadi manusia rohani yang dewasa (Ibr. 5:11-16; Efesus 4:14, 24; Kolose 3:10).
    6. Hidup rohani seorang Kristen tidaklah statis namun dinamis; hidup dan bertumbuh. Dalam pertumbuhannya itu kehidupan seorang Kristen terus-menerus diubah dan dibentuk hingga mencapai tujuan utama yaitu kedewasaan rohani/iman yaitu menjadi serupa dengan Kristus. Bayi-bayi rohani harus dipelihara dan diberi makan makanan rohani secara teratur supaya bertumbuh. Seperti halnya tubuh manusia, cepat lambatnya pertumbuhan tergantung dari makanan dan gizi yang diasupnya.

    7. Pembentukan hidup rohani seorang Kristen telah dijamin oleh Tuhan untuk berhasil, maka Ia menyediakan sarana-sarana anugerah, yaitu:
      1. Alkitab.
      2. Alkitab merupakan sarana anugerah yang paling luar biasa yang diberikan kepada umat pilihan-Nya. Melalui Firman yang tertulis ini manusia dimungkinkan untuk mengenal Sang Pencipta, pimpinan-Nya, ketetapan-Nya dan kehendak-Nya atas hidup rohani orang-orang percaya. Tidak mentaati Firman-Nya berarti tidak mentaati Dia, Allah yang Mahakuasa. Yohanes 17:17; Efesus 5:25-27.

      3. Roh Kudus.

      4. Roh Kudus dikirimkan untuk menjadi penolong, yang bukan hanya menyertai orang percaya, tapi juga membimbing dan memimpin orang percaya untuk mengerti kebenaran-Nya (Firman-Nya). Yohanes 14:16; 16:14.

      5. Gereja, Tubuh Kristus.
      6. Melalui persekutuan dan Sakramen Perjamuan Kudus yang menyertainya, orang-orang percaya yang adalah anggota-anggota Tubuh Kristus, dikuatkan dan dimampukan untuk saling membantu dalam mengatasi kesulitan hidup di dunia ini. Dengan demikian, maka umat Tuhan menjadi kesaksian sebagai bau yang harum bagi kerajaan-Nya di dunia. Efesus 4:16; Galatia 6:2.

      7. Keluarga.
      8. Keluarga adalah tempat anak-anak Tuhan secara jasmani dilahirkan dan dibesarkan. Melalui keluarga Kristen inilah Allah memberikan tanggung jawab kepada orang tua untuk mendidik dan membesarkan mereka dalam takut akan Allah dan mencintai Firman Tuhan. Ulangan 6; Kisah Para Rasul 16:31.

    8. Kehidupan orang Kristen memiliki tujuan yang jelas, yaitu hidup untuk memuliakan Tuhan (Roma 11:36).
    9. Tidak ada hal lain yang lebih memuaskan dan membahagiakan orang Kristen selain mengetahui bahwa ia memiliki hak istimewa untuk menjadi rekan sekerja Allah dan memuliakan nama-Nya.

  4. SARANA PEMBENTUKAN ROHANI KRISTEN: DISIPLIN ROHANI
  5. Bagaimana memulai suatu pembentukan hidup rohani yang benar? Seperti sudah disinggung di atas, pembentukan hidup rohani seorang Kristen dimulai dari kehendak Allah agar tujuan hidup manusia yang sudah dilahirkan baru ini tidak lagi untuk dirinya sendiri melainkan untuk Kristus (Galatia 2:20). Tujuan dan arah hidupnya telah berubah, namun hal ini tidak terjadi secara otomatis dan dengan sendirinya. Untuk mencapainya tidak bisa dilakukan dengan menunggu, tetapi dengan mengejarnya.

    Ada tiga katalisator yang bisa dipakai untuk mengejar agar pembentukan rohani ini berhasil dilakukan. Katalisator pertama, adalah manusia lain: "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17). Katalisator kedua, adalah lingkungan: "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Katalisator ketiga, adalah disiplin rohani: "Latihlah dirimu beribadah" (1 Timotius 4:7b, 8). Katalisator pertama dan kedua adalah di luar kontrol kita, namun katalisator ketiga, adalah sesuatu yang ada di bawah kontrol diri kita sendiri. Karena itu marilah kita secara khusus membahas aspek penting tentang disiplin rohani ini untuk menjadi sarana pertumbuhan hidup orang Kristen.

    1. Pengertian "Disiplin Rohani"
    2. Kata "disiplin" dalam bahasa Yunani adalah "gymnasia" (bahasa Inggris: gymnasium atau gymnastics, yang artinya latihan). Mengapa pembentukan rohani memerlukan latihan? "Latihan jasmani membuat badan kuat, latihan rohani membuat kita saleh". Latihan pada dasarnya adalah pekerjaan yang melelahkan dan membosankan karena harus dilakukan berulang-ulang. Kecuali jika dilakukan untuk suatu tujuan yang jelas, maka sebagian besar orang tidak ingin melakukan latihan. Misalnya, salam latihan olah raga, setiap atlit rela untuk melakukan latihan berat (yang mungkin tidak disukainya) untuk mencapai tujuan menjadi juara. Demikian juga dengan orang Kristen, ia rela melakukan sesuatu yang bukan naturnya (sebagai manusia berdosa), agar ia bisa mendapatkan apa yang menjadi tujuan hidupnya, yaitu menjadi saleh dan serupa dengan Kristus.

      Untuk menjamin agar disiplin rohani ini memberi dampak yang efektif maka disiplin rohani harus dilaksanakan secara rutin dan dengan kesungguhan untuk tekun melaksanakannya. Tujuan melakukan disiplin rohani adalah supaya manusia lama kita perlahan-lahan (tetapi pasti) hilang kuasanya dan manusia baru yang telah diselamatkan di dalam Kristus dapat terus menerus dibangun dengan kuat sehingga menjadi semakin serupa dengan Kristus.

      Rutinitas melaksanakan disiplin rohani penting tetapi perlu diingat bahwa rutinitas yang akhirnya hanya menjadi kegiatan belaka tidak akan memberikan pertumbuhan rohani yang diharapkan Tuhan. Mari kita terlebih dahulu melihat macam-macam disiplin rohani.

    3. Macam-macam Disiplin Rohani
    4. Macam-macam disiplin rohani yang kita kenal dalam Alkitab adalah sbb:

      1. Disiplin dalam belajar firman Tuhan (Bible Study)
      2. Disiplin dalam berkomunikasi dengan Allah (Praying)
      3. Disiplin dalam memiliki rasa lapar dan haus akan Tuhan (Fasting)
      4. Disiplin dalam menyendiri dengan Allah (Silence and Solitude)
      5. Disiplin dalam mencatat hari-hari bersama dengan Tuhan (Journaling)
      6. Disiplin dalam melayani Tuhan dan sesama (Serving)
      7. Disiplin dalam memberitakan Injil (Evangelism)
      8. Disiplin dalam menatalayani Hidup dan Berkat Tuhan (Stewardship)

[Catatan: Pada pelajaran berikutnya kita akan membahas dengan lebih mendalam tentang masing-masing disiplin rohani ini.]


Akhir Pelajaran (PRK-P01

DOA

Tuhan, betapa Mahakasihnya Engkau pada kami, manusia yang hina dina ini. Engkau bukan hanya menyelamatkan jiwa kami, Engkau juga menginginkan agar kami bertumbuh menjadi kuat dan sempurna. Tapi kami lemah, Tuhan, tanpa-Mu kami tidak bisa melakukan apa-apa. Oleh karena itu tolonglah kami agar kami Engkau mampukan bertumbuh sebagaimana Engkau menghendakinya. Amin.