Nama Kelas | : | Doktrin Alkitab Lanjutan |
Nama Pelajaran | : | Transmisi Alkitab |
Kode Pelajaran | : | DAL-P04 |
Yang dimaksud dengan Transmisi Naskah Alkitab adalah hubungan antara Penyataan yang diinspirasikan Allah, dalam naskah aslinya, dengan naskah Alkitab modern sekarang, yang diterjemahkan ke dalam banyak bahasa lain. Namun, sebelum membahas lebih dalam tentang transmisi Alkitab, mari kita pelajari lebih dahulu tentang bahasa asal yang dipakai Alkitab.
Dalam berkomunikasi dan menyampaikan penyataan-Nya, Allah menggunakan bahasa manusia supaya dapat dimengerti oleh manusia. Namun demikian, perlu kita sadari bahwa bahasa manusia sangat terbatas, dan tidak mungkin dapat mengungkapkan pikiran Allah yang tidak terbatas secara tepat. Di tengah kelemahan manusia tersebut, Allah rela membatasi Diri-Nya untuk kepentingan manusia dan memakai bahasa manusia untuk menyampaikan penyataan Diri-Nya. Dalam hal ini, Allah memilih menggunakan bahasa tulisan.
Allah bukan hanya berkomunikasi langsung, tetapi Ia juga memerintahkan supaya apa yang difirmankan-Nya itu dituliskan. Jika dipikirkan tujuannya secara logika, maka memakai bahasa tulisan memiliki banyak keuntungan.
Allah menginginkan Penyataan-Nya ditulis dan menjadi Alkitab. Dengan ditulis, maka Allah tidak perlu mengungkapkan Penyataan-Nya berkali-kali. Manusia pada setiap zaman dapat membacanya terus-menerus.
Bahasa tulisan memberikan ketepatan dan sekaligus kejelasan dalam mengekspresikan pemikiran maupun perasaan. Dengan ditulis, maka Penyataan Allah tersebut dapat dipertanggungjawabkan; bisa dicek atau diteliti lebih lanjut.
Allah memberikan penyataan-Nya bukan hanya untuk sekelompok orang tertentu, pada zaman tertentu, tetapi untuk semua orang, di sepanjang sejarah manusia. Dengan ditulis, maka Penyataan Allah tersebut dapat diberitakan kepada manusia pada zaman kapanpun, dengan tidak merubah isinya, dan akan terus berlaku selamanya.
Dengan ditulis, akan memudahkan manusia mengingat dan meresapinya.
Allah berdaulat memilih bahasa tulis apa saja yang Ia kehendaki, tetapi bukan merupakan kebetulan kalau Allah memilih bahasa Ibrani (Perjanjian Lama) dan bahasa Yunani (Perjanjian Baru) karena keistimewaan yang dimilikinya. Mari kita lihat beberapa keistimewaan kedua bahasa yang dipilih Allah ini.
Bahasa Ibrani adalah bahasa ilustrasi/grafik/gambar yang kaya dengan kiasan dan kisah sehingga mudah mendramatisasikan. Oleh karena itu, sangat cocok karena PL banyak berisi kisah/cerita yang menceritakan tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar.
Bahasa Ibrani adalah bahasa "personal" (pribadi), lebih ditujukan kepada hati/emosi manusia daripada pikiran (rasio manusia). Tidak bagus untuk menggambarkan hal-hal abstrak, tetapi cocok untuk menceritakan fakta pengalaman. Dalam PL Allah ingin dikenal secara pribadi dan dekat oleh umat pilihan-Nya, yaitu bangsa Israel.
Cat: Bahasa Ibrani disebut juga dengan bahasa Yehuda, bahasa Yahudi, atau bahasa Kanaan (Yesaya 36:11; Nehemia 13:24; Yesaya 19:18; Wahyu 9:11; 16:16).
Bahasa Yunani adalah bahasa intelektual, pendidikan, budaya, dan jelas sekali sebagai bahasa pikiran/logika.
Bahasa Yunani memiliki keistimewaan dalam menyampaikan ketepatan teknis dan keakurasian arti sehingga sangat tepat untuk mengungkapkan konsep-konsep yang abstrak dan sarat dengan arti/makna.
Bahasa Yunani adalah bahasa universal/internasional, bahasa internasional yang dipakai saat itu. Dalam PL, Allah ingin dikenal secara pribadi oleh bangsa pilihan-Nya, tetapi dalam PB Allah ingin dikenal oleh seluruh umat manusia. Dengan demikian, bahasa Yunani sangat cocok untuk tujuan misi dan penginjilan karena sifatnya yang mendunia (global).
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Transmisi Alkitab adalah hubungan antara Penyataan yang diinspirasikan Allah dalam naskah aslinya (bahasa Ibrani dan Yunani), dengan naskah Alkitab modern sekarang (banyak bahasa dan bahasa suku). Berikut adalah urutan yang menunjukkan bagaimana keberadaan asal Alkitab sampai kepada Alkitab yang diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain:
Naskah Asal Alkitab ==> Naskah salinan yang terkuno yang ada --> Naskah salinan kuno lainnya --> Versi kuno (Latin) --> Versi Inggris --> versi terjemahan Alkitab dalam berbagai bahasa.
Mengapa Alkitab perlu diterjemahkan? Hal ini tak lain dan tak bukan adalah untuk memenuhi kebutuhan pembacanya. Dengan tersebarnya berita Injil (Kabar Baik) ke seluruh penjuru dunia, maka para petobat baru yang sangat membutuhkan makanan rohani, dapat mereka peroleh sehingga mereka dapat hidup menuruti kehendak Allah dan ajaran-Nya. Alkitab adalah makanan rohani bagi mereka supaya mereka semakin mengenal Allah dan hidup menyenangkan Allah. Tidak semua petobat baru bisa dan mampu menguasai bahasa asli Alkitab, yaitu bahasa Ibrani dan Yunani, karena itu Alkitab harus diterjemahkan supaya mereka dapat membaca dan mempelajari Alkitab dalam bahasa yang mereka mengerti, bahkan juga ke bahasa suku.
Saat ini, Alkitab bukan saja diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan bahasa suku, tetapi juga dalam banyak versi/jenis terjemahan. Ada banyak jenis versi terjemahan Alkitab, misalnya literal/harafiah atau dinamis/fungsional. Dengan adanya berbagai jenis terjemahan Alkitab, pembaca masa kini mendapat bantuan yang sangat berharga karena mereka dapat melihat berbagai cara lain dalam mengungkapkan kata-kata/istilah-istilah yang ada dalam Alkitab, terutama untuk istilah-istilah yang sulit dimengerti.
Penerjemahan Alkitab sudah dimulai sejak zaman gereja purba. Secara singkat dan sederhana sejarah penerjemaahan Alkitab dapat dibagi menjadi 4 periode:
Penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lain selain Yunani, yang dilakukan oleh umat Kristen mula-mula (Siria, Koptik, Etiopia, Armenia, dan Latin).
Berlangsung pada masa Reformasi dan sesudahnya. Terjemahan penting yang dikenal dari zaman ini adalah terjemahan Martin Luther dalam bahasa Jerman. Selain itu, tercatat karya William Tyndale (Inggris), de Reina (Spanyol), d'Almeida (Portugis), dll..
Berlangsung pada zaman gerakan misioner yang ditandai dengan kedatangan para penginjil Eropa ke benua Asia dan Afrika. Masa ini melahirkan terjemahan-terjemahan karya William Carey (Bengali, India), Henry Martyn (Parsi), Robert Morrison (Mandarin), dll..
Mulai sekitar tahun 1960-an ketika penerjemahan Alkitab dilakukan bukan lagi oleh para misionaris Barat, tetapi juga oleh penduduk pribumi. Alkitab selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa daerah/suku di Asia, Afrika, Amerika oleh penutur asli. Peranan orang Barat hanya sebatas konsultan atau fasilitator.
Sejarah penerjemahan Alkitab Bahasa Indonesia sudah dimulai sejak abad ke-17 (tahun 1612 di Batavia). Sampai saat ini, sudah ada paling sedikit 20+ versi lengkap Alkitab yang pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu-Indonesia (kuno, rendah, tinggi, modern), dan dalam bentuk sebagian saja. Dalam bahasa daerah/suku, Alkitab sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 100+ bahasa daerah.
Karena Alkitab tidak lagi hanya dibaca dalam bahasa asalnya, yaitu bahasa Ibrani dan Yunani, maka persoalan yang sering timbul ketika membicarakan tentang Transmisi Alkitab adalah bagaimana kita bisa mengakui bahwa Alkitab yang kita miliki sekarang (setelah melalui banyak penyalinan dan terjemahan), tetap dapat dipercaya ketepatan isinya.
Betul bahwa Alkitab terjemahan berbeda dengan Alkitab asli, yaitu Alkitab yang pertama kali ditulis oleh para penulis Alkitab. Alkitab yang ditulis oleh para penulis awal Alkitab dapat dijamin pasti tidak ada kesalahan dalam arti yang sebenar-benarnya. Namun, tidak demikian dengan Alkitab terjemahan. Tidak ada terjemahan Alkitab yang sempurna, namun demikian bukan berarti tidak dapat dipercaya. Setiap proses penerjemahan Alkitab juga disertai oleh Roh Kudus, tetapi tidak dalam pengawasan total sebagaimana para penulis Alkitab. Oleh karena itu, setiap terjemahan Alkitab masih bisa direvisi dan disempurnakan. Masih tersedia cukup ruang untuk Roh Kudus memakai jemaat Tuhan (komunitas orang percaya) untuk terus-menerus mengawasi pekerjaan penerjemahan Alkitab dan mengoreksinya. Roh Kudus telah dan akan ikut bekerja menuntun para penerjemah Alkitab supaya mereka menghasilkan terjemahan Alkitab yang mendekati sempurna.
"Terpujilah Engkau Allah yang Mahakuasa yang memimpin para penulis Alkitab untuk menuliskan firman-Mu dan juga memimpin para penerjemah Alkitab sehingga orang-orang percaya di seluruh dunia bisa membaca Alkitab dalam bahasa-bahasa yang bisa kami mengerti. Amin."