Nama Kursus : Training Guru Sekolah Minggu Kelas Pemula (GSM)
Nama Pelajaran : Pengenalan Sekolah Minggu
Kode Pelajaran : GSM-P01
Pelajaran 01 - PENGENALAN SEKOLAH MINGGU
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
- DASAR-DASAR PELAYANAN ANAK DAN SEJARAH SEKOLAH MINGGU
- Pelayanan Anak Masa Perjanjian Lama
- Pelayanan Anak Masa Perjanjian Baru
- Sejarah Sekolah Minggu
- MENGAPA ANAK-ANAK?
- Masa kanak-kanak yang istimewa
- Tantangan Melayani Anak
- Rencana Tuhan Bagi Anak-Anak
- Panggilan Pembina Anak dalam Melayani Anak
- SEKOLAH MINGGU (SM) YANG MEMILIKI PANGGILAN
- Visi Sekolah Minggu
- Misi Sekolah Minggu
- Tujuan Sekolah Minggu
Doa
PENDAHULUAN
Untuk melayani dengan baik seorang guru Sekolah Minggu perlu mengerti
dengan jelas dasar-dasar Alkitabiah mengapa Allah menghendaki kita dan
gereja-Nya memberikan perhatian kepada pelayanan untuk anak-anak.
Tidak jarang Sekolah Minggu dianggap sebagai pelayanan sampingan
gereja karena secara proporsional gereja memang seringkali memberikan
pelayanan yang jauh lebih besar kepada jemaat dewasa dibandingkan
kepada anak-anak. Oleh karena itu, melalui pelajaran pertama ini mari
kita belajar lebih jauh tentang panggilan pelayanan Sekolah Minggu.
A. DASAR-DASAR PELAYANAN ANAK DAN SEJARAH SEKOLAH MINGGU
Mempelajari apa yang Alkitab katakan tentang anak-anak dan juga melalui sejarah pelayanan SM, kita dapat menarik prinsip-prinsip tentang pentingnya gereja mendidik anak-anak dengan pokok-pokok iman Kristen.
Pelayanan Anak Masa Perjanjian Lama (Ulangan 6:4-7)
Kalau kita menelusuri kembali zaman Perjanjian Lama, maka
sebenarnya Alkitab telah memberikan perhatian yang serius terhadap
pembinaan rohani anak. Pada masa itu pembinaan rohani anak
dilakukan sepenuhnya dalam keluarga (Ulangan 6:4-7). Sejak sebelum
usia lima tahun anak telah dididik oleh orang tuanya untuk mengenal
Allah Yahweh. Pada masa pembuangan di Babilonia (500 SM), ketika
Tuhan menggerakkan Ezra dan para ahli kitab untuk membangkitkan
kembali kecintaan bangsa Israel kepada Taurat Tuhan, maka dibukalah
tempat ibadah sinagoge di mana mereka dapat belajar Firman Tuhan
kembali, termasuk di antara mereka adalah anak-anak kecil. Orang
tua wajib mengirimkan anak-anaknya yang berusia di bawah lima tahun
ke sinagoge. Di sana mereka dididik oleh guru-guru sukarelawan yang
mahir dalam kitab Taurat. Anak-anak dikelompokkan dengan jumlah
maksimum 25 orang dan dibimbing untuk aktif berpikir dan bertanya,
sedangkan guru menjadi fasilitator yang selalu siap sedia menjawab
pertanyaan-pertanyaan mereka.
Pelayanan Anak Masa Perjanjian Baru (1 Timotius 3:15)
Ketika orang-orang Yahudi yang dibuang di Babilonia diizinkan
pulang ke Palestina, mereka meneruskan tradisi membuka tempat
ibadah sinagoge ini di Palestina sampai masa Perjanjian Baru.
Sebagaimana anak-anak Yahudi yang lain, ketika masih kecil Tuhan
Yesus juga menerima pengajaran Taurat di sinagoge. Dan pada usia
dua belas tahun Yesus sanggup bertanya jawab dengan para ahli
Taurat di Bait Allah. Tradisi mendidik anak-anak secara ketat terus
berlangsung sampai pada masa rasul-rasul (1 Timotius 3:15) dan
gereja mula-mula. Namun, tempat untuk mendidik anak perlahan-lahan
tidak lagi dipusatkan di sinagoge tetapi di gereja, tempat jemaat
Tuhan berkumpul.
Tetapi sayang sekali pada Abad Pertengahan gereja tidak lagi
memelihara kebiasaan mendidik anak seperti abad-abad sebelumnya.
Bahkan orang dewasa pun tidak lagi mendapatkan pengajaran Firman
Tuhan dengan baik. Barulah pada masa Reformasi, gerakan
pengembalian kepada pengajaran Alkitab dibangkitkan lagi, dan
pendidikan terhadap anak-anak mulai digalakkan kembali, khususnya
melalui kelas Katekismus (kateksasi). Untuk itu, hanya para pekerja
gereja sajalah yang diizinkan untuk terlibat dalam pembinaan.
Namun, kurangnya orang yang terlatih untuk mengajarkan kelas
Katekismus menyebabkan pelayanan anak menjadi mundur bahkan
perlahan-lahan tidak lagi menjadi perhatian utama gereja dan
diadakan hanya sebagai prasyarat bagi anak-anak yang akan menerima
konfirmasi (baptis sidi).
Sejarah Sekolah Minggu
Barulah pada abad 18, seorang wartawan Inggris bernama Robert
Raikes, digerakkan oleh rasa cinta kepada anak-anak, membuat suatu
gerakan yang akhirnya mendorong lahirnya pelayanan Sekolah Minggu.
Pada masa akhir abad 18, Inggris sedang dilanda suatu krisis
ekonomi yang sangat parah. Setiap orang bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan anak-anak dipaksa bekerja untuk
bisa mendapatkan penghidupan yang layak. Pada saat itu, wartawan
Robert Raikes mendapat tugas untuk meliput berita tentang anak-
anak gelandangan di Gloucester bagi sebuah harian (koran) milik
ayahnya. Apa yang dilihat Robert sangat memprihatinkan sebab anak-
anak gelandangan itu harus bekerja dari hari Senin sampai Sabtu.
Apa yang dilakukan anak-anak pada hari Minggu itu? Hari Minggu
adalah satu-satunya hari libur bagi mereka yang dihabiskan untuk
bersenang-senang. Tapi karena mereka tidak pernah mendapat
pendidikan (karena tidak bersekolah), anak-anak itu menjadi sangat
liar. Mereka minum-minum dan melakukan berbagai macam kenakalan dan
kejahatan.
Melihat keadaan itu Robert Raikes bertekad untuk mengubah keadaan.
Ia dengan beberapa teman mencoba melakukan pendekatan kepada anak-
anak tersebut dengan mengundang mereka berkumpul di sebuah dapur
milik Ibu Meredith di kota Scooty Alley. Selain mendapat makanan,
di sana mereka juga diajarkan sopan santun termasuk membaca dan
menulis. Tapi hal paling indah yang diterima anak-anak di situ
adalah mereka mendapat kesempatan mendengar cerita-cerita Alkitab.
Pada mulanya pelayanan ini sangat tidak mudah. Banyak anak yang
datang dalam keadaan yang sangat kotor dan berbau. Namun, dengan
cara mendidik yang disiplin, kadang dengan pukulan rotan yang
dilakukan dengan penuh cinta kasih, anak-anak itu akhirnya belajar
untuk mau dididik dengan baik, sehingga semakin lama semakin banyak
anak yang datang ke dapur Ibu Meredith. Semakin banyak juga guru
yang disewa untuk mengajar mereka, bukan hanya untuk belajar
membaca dan menulis tapi juga Firman Tuhan; perjuangan yang sangat
sulit tapi melegakan. Dalam waktu empat tahun sekolah yang diadakan
pada hari Minggu itu semakin berkembang bahkan ke kota-kota lain di
Inggris. Dan jumlah anak-anak yang datang ke sekolah hari minggu
terhitung mencapai 250.000 anak di seluruh Inggris.
Mula-mula, gereja tidak mengakui kehadiran gerakan Sekolah Minggu
yang dimulai oleh Robert Raikes ini. Tetapi karena kegigihannya
menulis ke berbagai publikasi dan membagikan visi pelayanan anak ke
masyarakat Kristen di Inggris, dan juga atas bantuan John Wesley
(pendiri gereja Methodis), akhirnya kehadiran Sekolah Minggu
diterima oleh gereja. Mula-mula hanya oleh gereja Methodis, namun
akhirnya juga oleh gereja-gereja Protestan lain. Ketika Robert
Raikes meninggal dunia tahun 1811, jumlah anak yang hadir di
Sekolah Minggu di seluruh Inggris mencapai lebih dari 400.000 anak.
Dari pelayanan anak ini, Inggris tidak hanya diselamatkan dari
revolusi sosial, tapi juga diselamatkan dari generasi yang tidak
mengenal Tuhan.
Gerakan Sekolah Minggu yang dimulai di Inggris ini akhirnya
menjalar ke berbagai tempat di dunia, termasuk negara-negara Eropa
lainnya dan ke Amerika. Dan dari para misionaris yang pergi
melayani ke negara-negara Asia, akhirnya pelayanan anak melalui
Sekolah Minggu juga hadir di Indonesia.
B. MENGAPA ANAK-ANAK?
- Masa Anak-Anak yang Istimewa
Ada beberapa alasan mengapa masa anak-anak menjadi masa yang
istimewa dan penting untuk kita perhatikan.
Masa anak-anak adalah masa yang paling banyak diingat. Masa
anak-anak diingat paling banyak dan membekas paling lama
dibandingkan dengan masa-masa umur yang lain.
Masa anak-anak adalah masa di mana anak paling banyak belajar.
Dunia anak-anak adalah dunia baru yang penuh dengan pengalaman-
pengalaman baru yang menggairahkan untuk dijelajahi. Pengetahuan
dan pengalaman apa saja yang disajikan di hadapan mereka akan
mereka lahap. Masa anak-anak adalah masa yang haus untuk
belajar.
Masa anak-anak adalah masa pembentukan yang paling mudah. Dunia
anak-anak adalah dunia yang penuh kepolosan karena hati mereka
masih jujur dan bersih, belum banyak dicemari oleh dosa yang
jahat. Kebiasaan-kebiasaan buruk belum terbentuk. Oleh karena
itu, jika anak mendapat pengajaran yang baik di masa kecil maka
hidup masa dewasanya akan jauh lebih mudah untuk dibentuk.
- Tantangan Melayani Anak
Para pelayan anak, khususnya yang ada di kota besar, sering
dihadapkan pada situasi yang lebih rumit. Tidak semua anak yang
dilayani adalah anak-anak yang ceria, polos, dan haus untuk
belajar. Tidak jarang mereka datang dari lingkungan yang kurang
mendapat perhatian dan kasih sayang. Banyak di antara mereka yang
menjadi korban kejahatan orang dewasa dan lingkungan sekitarnya.
Tantangan lain yang sering muncul justru dari gereja sendiri.
Banyak gereja yang belum memberi perhatian serius terhadap
pelayanan anak. Pelayanan anak seringkali hanya berfungsi sebagai
tempat penitipan anak selagi orang tua mereka ada dalam kebaktian
gereja. Gereja juga sering tidak memasukkan pelayanan anak sebagai
bagian dari program gereja. Pada kenyataanya, anak-anak jemaat
sebenarnya adalah generasi jemaat masa depan gereja. Oleh karena
itu, jika gereja tidak memberikan perhatian kepada pelayanan anak,
gereja sedang menghadapi masa depan yang suram.
- Rencana Tuhan Bagi Anak-anak
Rencana Tuhan terhadap manusia meliputi rencana Tuhan terhadap
anak-anak juga. Dalam Kejadian 1:28, Tuhan memerintahkan manusia
untuk berkembang dan bertambah banyak. Tuhanlah yang membentuk
manusia sejak dia masih bakal anak di dalam kandungan ibunya,
sekaligus merancang kehidupan yang akan dilaluinya (Mazmur 139).
Tuhan juga ingin memulihkan bangsa Israel dengan membentuk generasi
baru yang bisa masuk ke tanah Kanaan (Bilangan 21:4-9). Tuhan juga
merencanakan pembangunan Yerusalem baru yang penuh dengan anak-anak
laki-laki dan perempuan yang bermain di jalanan (Zakaria 8:3).
Sejak kejatuhan manusia dalam dosa, anak-anak yang lahir telah
mewarisi dosa (Mazmur 51:7), dan anak-anak juga akan menghadap
takhta pengadilan Allah (Wahyu 20:12-15). Oleh karena itu, anak-
anak juga membutuhkan keselamatan dari Tuhan (Matius 18:14).
Melalui kuasa kelahiran baru Roh Kudus, Tuhan memberikan rencana
baru bagi manusia, termasuk anak-anak. Mereka akan bertumbuh
menjadi milik kepunyaan-Nya dan berkarya bagi kemuliaan-Nya (Rom
11:36).
Anak-anak yang memiliki hati yang lemah lembut, merupakan tanah
yang baik dan ladang yang paling cocok untuk ditanami kebenaran
Alkitab. Alkitab pun mencatat bahwa anak-anak dapat percaya kepada
Tuhan, dapat menyesali dosanya, dan dapat memperoleh keselamatan
dari Tuhan, bahkan orang dewasa patut meneladani sikap anak-anak
ini (Markus 10:15).
- Panggilan Guru SM untuk Melayani Anak
Sebagai pelayan Tuhan, kita telah dipanggil untuk ikut ambil bagian
dalam membentuk anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Ini
merupakan tanggung jawab yang sangat besar. Melalui kita, Tuhan
ingin agar anak-anak ini mengenal Pencipta mereka; bertemu dengan
Dia dan diubahkan menjadi ciptaan baru. Pelayanan anak atau Sekolah
Minggu tidak semata-mata dibentuk untuk mendidik mereka menjadi
anak-anak manis yang mempunyai sikap baik budi. Itu bukan tujuan
utama Tuhan bagi anak-anak. Tapi, pertama, mereka harus berjumpa
secara pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus. Dan apa yang telah
dimulai oleh-Nya, akan disempurnakan-Nya pula.
Pendidikan rohani melalui pelayanan anak dan Sekolah Minggu akan
menjadi dasar pertumbuhan rohani seorang anak untuk dapat mengenal
kebenaran Alkitab, menyembah dan memuji Tuhan, serta mengasihi
pekerjaan-Nya. Apabila mereka telah dimenangkan, generasi
selanjutnya juga telah dimenangkan karena merekalah penerus dan
pemimpin generasi yang akan datang. Tidak bisa disangkal bahwa 50%
anggota jemaat gereja pada umumnya berasal dari anggota Sekolah
Minggu. Oleh karena itu, kita perlu melayani anak-anak dan memberi
perhatian besar kepada mereka. Jika kita memenangkan anak-anak,
kita tahu kita sedang memenangkan gereja masa depan.
C. SEKOLAH MINGGU YANG MEMILIKI PANGGILAN
- Visi Sekolah Minggu
"Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat" (Amsal 29:18).
Pertanyaan: apakah yang mendasari didirikannya Sekolah Minggu di
tempat Anda melayani? Sekolah Minggu tidak didirikan karena
keinginan manusia saja. Allahlah yang menggerakkan manusia yang
dikasihi-Nya untuk memiliki kerinduan menjangkau jiwa-jiwa "kecil"
bagi kerajaan-Nya. Visi Sekolah Minggu adalah melihat jauh ke depan
kepada kerinduan Allah untuk bersekutu dengan manusia, di antaranya
adalah anak-anak yang masih muda belia, supaya melalui mereka kasih
dan kuasa Tuhan dinyatakan.
- Misi Sekolah Minggu
"Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka
datang kepadaKu." (Matius 19:14). Pertanyaan: apa yang bisa kita
lakukan dan kerjakan untuk Sekolah Minggu tempat kita melayani?
Melalui Sekolah Minggu kita ingin agar anak-anak dapat dengan bebas
datang kepada Tuhan Yesus dan menerima Dia menjadi Juruselamat
pribadi mereka.
- Tujuan Sekolah Minggu
"Gembalakanlah domba-domba (kecil)-KU." (Yoh 21:18). SM bertujuan
untuk:
menjadi sarana yang dapat dipakai Allah untuk mengumpulkan
anak-anak dan memberitakan Firman Tuhan kepada
mereka;
menjadi sarana agar anak-anak mendapat siraman kasih
Allah melalui persekutuan yang diadakan;
menjadi sarana agar anak-anak dimuridkan dan menjadi alat
bagi pelebaran kerajaan-Nya.
Akhir Pelajaran (GSM-P01)
DOA
"Terima kasih Tuhan atas panggilan mulia yang Kau berikan padaku. Aku
rindu menjadi hamba-Mu yang bertanggung jawab terhadap domba-domba
kecil yang Kau percayakan kepadaku. Pakailah hidupku Tuhan." Amin
[Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain.]
|