Nama Kursus : Training Guru Sekolah Minggu (GSM)
Nama Pelajaran : Teknik Memimpin Kebaktian Sekolah Minggu
Kode Pelajaran : GSM-P05
TEKNIK MEMIMPIN KEBAKTIAN SEKOLAH MINGGU
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
- KELAS PERSIAPAN
- PEMBUKAAN KEBAKTIAN SEKOLAH MINGGU
- Mempersiapkan Tempat dan Fasilitas
- Berdoa Bersama
- Menyambut Anak-anak SM datang
- Absensi Murid
- ACARA PUJI-PUJIAN
- Salam Selamat Datang
- Memuji Tuhan
- Persembahan
- ACARA CERITA (FIRMAN TUHAN)
- Mempersiapkan Cerita (Firman Tuhan)
- Waktu bercerita
- Memahami Tahapan Usia Anak
- ACARA DOA
- PENUTUP
Doa
PENDAHULUAN
Pada pelajaran ini, kita akan membahas hal-hal praktis (teknis)
tentang bagaimana menjalankan kebaktian di Sekolah Minggu. Secara
sistematis, kita akan membahas kegiatan-kegiatan yang bisa/biasa
dilakukan sepanjang kebaktian SM dan juga persiapannya.
A. KELAS PERSIAPAN
Kelas persiapan sebaiknya dilakukan beberapa hari sebelum hari
Kebaktian SM. Ada banyak kepentingan untuk mengadakan pertemuan
kelas persiapan. Diantaranya:
- Memilih lagu-lagu yang akan dinyanyikan bersama dan latihan
menyanyi (dengan alat musik, khususnya untuk lagu-lagu baru atau
lagu yang guru/anak-anak belum terlalu menguasai).
- Latihan bercerita untuk menghafal garis besar cerita.
- Membuat alat peraga yang mendukung cerita.
- Berbagi pergumulan antara guru SM.
- Persekutuan doa bagi guru SM.
- Berbagi informasi (mis. anak SM yang sakit, nakal, pindah dll.).
- Berbagi ilmu/ketrampilan mengajar, membuat alat peraga dll..
- Menyampaikan pengumuman dari pengurus SM atau gereja.
- dll.
B. PEMBUKAAN KEBAKTIAN SEKOLAH MINGGU
Usahakan agar guru SM (dan anak-anak SM yang terlibat dalam
kebaktian) datang 15 menit sebelum acara kebaktian dimulai. Waktu
15 menit ini akan digunakan secara efektif untuk mempersiapkan awal
kebaktian yang baik, antara lain:
Mempersiapkan Tempat dan Fasilitas
- Membersihkan tempat.
- Menata kursi atau tikar.
- Menyiapkan alat-alat yang diperlukan: Alat musik, Papan
Tulis, OHP atau gambar-gambar yang mendukung suasana
kebaktian.
Berdoa Bersama
Guru-guru dan semua anak yang terlibat dalam kebaktian berdoa
bersama, khususnya untuk memohon agar Tuhan memimpin dan
memberkati kebaktian dari awal hingga akhir. Mohon pertolongan
Tuhan agar setiap guru/anak yang bertugas dipakai Tuhan untuk
menyatakan kehendak-Nya.
Menyambut Anak-anak SM datang
Anak-anak bergantian dilibatkan dalam tim penyambutan, untuk
menyambut setiap anak yang datang di kebaktian dengan memberikan
salam dan jabatan tangan sebagai tanda persaudaraan.
Absensi Murid
Melakukan absensi sebaiknya dilakukan ketika anak datang,
sehingga guru dapat bertemu dengan anak-anak secara pribadi.
C. ACARA PUJI-PUJIAN DAN PERSEMBAHAN
Pujian di kelas Sekolah Minggu dapat membawa pengaruh yang besar
bagi seluruh jalannya kebaktian, terutama untuk memuji Tuhan dan
mempersiapkan hati anak dalam menerima Firman Tuhan. Apabila
suasana puji-pujian monoton dan lesu, maka anak maupun guru akan
sulit untuk membangun suasana ibadah yang penuh sukacita.
Salam Selamat Datang
Ketua SM atau Pemimpin Pujian perlu memberikan kata-kata
sambutan dan salam selamat datang kepada semua anak sebelum
kebaktian dimulai. Berikan kata-kata positif yang penuh semangat
supaya anak-anak berantisipasi menikmati kebaktian SM.
Memuji Tuhan
Ciptakan suasana yang riang gembira, karena itulah sifat anak-
anak yang selalu dibawa dimanapun mereka berada. Nyanyikan lagu-
lagu yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Jangan lupa memberi
penjelasan kepada anak-anak tentang isi lagu yang dinyanyikan
supaya anak tidak hanya asal menyanyi tetapi menghayati kata-
kata pujian yang dinyanyikan. Berikan kata-kata penyemangat
di sela lagu-lagu, tapi hindarkan kecenderungan untuk berkotbah.
Mengajak anak-anak berinteraksi dan berpartisipasi secara
kreatif selama acara pujian sangat menolong sehingga mereka
tidak membuat keributan (karena bosan). Misalnya, menyanyi
bersahut-sahutan, memperbolehkan anak memilih lagu, maju ke
depan untuk memuji Tuhan berdua/bertiga/berempat, menyanyi
dengan gerakan, menyanyi dengan aneka variasi tepuk tangan,
dengan boneka, dll. Kreasi-kreasi tersebut dapat digabung agar
suasana pujian menjadi semakin menarik. Silakan membuat kreasi
sendiri atau belajar dari orang lain untuk membangun suasana
pujian yang indah. Tutuplah dengan lagu penyembahan/lembut dan
doa untuk menenangkan hati anak untuk dapat mendengarkan Firman
Tuhan dengan tenang.
Beberapa hal penting yang harus dihindari oleh pemimpin pujian:
- Tidak menyiapkan lagu-lagu yang akan dinyanyikan sebelumnya.
- Menyanyi nyanyian yang dia sendiri tidak kuasai.
- Dia sendiri tidak ikut menyanyi bersama.
- Menyanyi dengan tidak tersenyum atau tanpa ekspresi.
- Menyanyi dengan membaca catatan (karena tidak hafal)
- Berbicara dengan guru lain sementara anak-anak menyanyi.
- Berbicara dengan suara pelan dan tidak bersemangat.
- Tidak bergerak, hanya berdiri di satu tempat saja.
- Memarahi anak tertentu didepan semua anak lain.
Persembahan
Acara persembahan lebih baik dilakukan pada tengah-tengah acara
pujian supaya anak-anak diajar untuk memberi dalam suasana
pujian yang riang gembira. Ada berapa variasi metode yang bisa
dilakukan untuk acara persembahan, misalnya mengucapkan ayat
hafalan sehingga anak diingatkan dengan ayat firman Tuhan
pentingnya memberi dengan sukacita. Bisa juga diiringi dengan
pujian yang sesuai. Pada acara persembahan ini sangat disarankan
agar gurupun ikut memberikan persembahan supaya menjadi teladan
yang baik bagi anak-anak.
Kantong persembahan bisa juga diedarkan sebelum Acara Cerita
(Firman Tuhan) atau sesudahnya. Tapi agar tidak menganggu acara
penyampaian Firman Tuhan, mengedarkan kantong persembahan
ditengah-tengah acara pujian lebih dianjurkan.
D. ACARA CERITA (MENYAMPAIKAN FIRMAN TUHAN)
Banyak guru (terutama guru baru) takut untuk bercerita di depan
kelas, karena selain harus bisa membawakan cerita dengan menarik,
ia pun harus bisa mempesona anak sehingga anak mendengarkan cerita
dengan perhatian hingga selesai. Bercerita sebenarnya adalah suatu
ketrampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh semua guru.
Kalau guru SM mengerti dan menguasai prinsip-prinsip bercerita yang
efektif, maka bercerita di depan kelas tidak akan lagi menjadi hal
yang menakutkan.
Mempersiapkan Cerita
Tidak ada guru yang cukup bodoh untuk mau bercerita di depan
kelas tanpa terlebih dahulu melakukan persiapan. Sepandai-
pandainya guru bercerita, ia tetap harus melakukan persiapan.
Persiapan apa yang perlu dilakukan guru?
- Membangun keyakinan bahwa Firman Tuhan/cerita yang akan
dibagikan memiliki nilai pengajaran yang kekal. Untuk itu
pastikan guru mengetahui inti/garis besar cerita dengan baik dan
mengetahui pesan Firman Tuhan yang ingin disampaikan kepada
anak. Tunjukkan bagian-bagian penting dalam seluruh cerita yang
harus ditekankan agar pesannya ditangkap oleh anak.
- Berlatih bercerita hingga sungguh-sungguh menguasainya.
Empat langkah yang harus dilakukan:
- Mengidentifikasi cerita dengan baik.
- Membuat garis besar cerita.
- Review fakta-fakta dalam cerita (sampai betul-betul hafal).
- Berlatihlah bercerita (imajinasikan cerita tersebut dengan
mata tertutup dan melihat diri Anda bercerita).
- Mencari dan mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan
Untuk mendukung cerita dan menarik perhatian anak, cari dan
siapkan alat peraga yang akan menolong anak menangkap inti/pesan
Firman Tuhan dengan lebih baik.
Waktu Bercerita
Waktu bercerita adalah waktu yang paling berharga karena saat
inilah guru SM menaburkan benih kebenaran Firman Tuhan dalam
hati anak-anak, karena itu gunakan waktu ini sebaik-baiknya.
Untuk mencapai hasil yang maksimal berikut beberapa hal penting
yang harus diingat guru ketika menyampaikan cerita:
- Tangkaplah perhatian anak-anak dari sejak dari awal.
Permulaan yang bagus sangat penting sebab lebih mudah
menangkap perhatian para pendengar pada awal cerita daripada
menarik perhatiannya setelah perhatian mereka mengembara ke
mana-mana. Untuk anak-anak, ada beberapa cara untuk membuka
cerita, misalnya menanyakan pengalaman menarik yang pernah
dialami, memperlihatkan gambar yang menarik dan meminta anak
menyebutkan apa yang dilihat, memperdengarkan suara dan
meminta anak menebak suara apa itu, dll.
- Untuk bercerita dengan baik, maka beberapa hal ini harus
jelas ditangkap oleh anak:
- Setting (Lokasi kejadian cerita).
- Karakter (Tokoh utama dalam cerita).
- Problem (Peristiwa yang dialami tokoh utama).
- Aksi (Respon dari tokoh utama).
- Akhir cerita (Bagaimana tokoh utama menghadapi probemnya)
- Cara terbaik untuk menarik perhatian anak adalah dengan
berinteraksi dengan anak-anak selama bercerita, misalnya:
- Meminta anak mencari alamat ayat dari cerita tersebut.
- Meminta anak membaca apa yang dikatakan Alkitab.
- Menceritakan kembali cerita itu.
- Menjawab pertanyaan tentang cerita yang sudah didengar.
Memahami Tahapan Usia Anak
Sesuai dengan perkembangan usia anak-anak, maka ada
kareakteristik unik yang bisa dikenali guru dan menggunakannya
untuk mendapatkan hasil yang maksimal:
Bercerita dalam Kelas Indria (4-6 tahun)
Masalah yang terbesar adalah anak pada usia ini belum bisa
berkonsentrasi dalam waktu yang lama, karena itu guru harus
bisa menarik perhatiannya sehingga bisa berkonsentrasi lebih
lama.
- Harus berbicara dengan suara keras dan bervariasi (misalnya
memakai jenis suara yang berbeda untuk masing-masing tokoh
yang berbicara)
- Hindari cerita yang memerlukan lebih dari satu pokok
pikiran, karena itu cerita harus pendek dan sederhana.
Harus menggunakan banyak ekspresi wajah/mimik muka,
khususnya mata.
- Banyak melakukan interaksi supaya mereka terlibat, misalnya
bertanya atau minta mereka menirukan.
- Karena anak usia ini sulit duduk diam, maka guru harus
sering mengajaknya bergerak, mis. berdiri, berputar dll..
Pakailah alat peraga untuk menarik perhatian mereka.
Bercerita dalam Kelas Pratama (7-9 tahun)
Konsentrasi anak usia ini sudah lebih panjang (10-15 menit),
tapi daya imaginasi mereka sangat tinggi dan keinginan tahu
mereka sangat besar sehingga mereka sering hidup dalam
dunianya sendiri, kecuali bila guru bisa menarik perhatiannya
dengan tepat.
- Berikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
cerita, misalnya memberikan pertanyaan sesudah usai cerita.
- Hubungkan cerita dengan hal-hal yang menarik perhatian
mereka atau pengalaman-pengalaman mereka.
- Jangan mudah terganggu dengan pertanyaan yang muncul tiba-
tiba di tengah-tengah guru bercerita. Layanilah pada batas-
batas tertentu untuk memuaskan keinginan tahu mereka.
- Selipkan humor atau teka-teki dalam cerita Anda agar
suasana tidak membosankan mereka.
- Lakukan interaksi sesudah selesai bercerita misalnya dengan
menunjukkan gambar-gambar, buku dll..
Bercerita dalam Kelas Madya (10-12 tahun)
Jiwa petualangan bertumbuh pesar pada usia ini. Memberikan
tantangan-tantangan kecil selalu akan disambut dengan baik.
- Rangsang pikiran mereka dengan pokok-pokok diskusi dari
cerita yang disampaikan.
- Bercerita sambil melakukan penyelidikan Alkitab akan sangat
menarik bagi kelas Madya.
- Memberi pertanyaan lebih banyak dan tunjukkan semangat.
Beri perhatian ekstra kepada mereka yang bandel dan suka
mengganggu pada saat Anda bercerita.
- Anak kelas Madya sangat suka dianggap dewasa. Terbukalah
dengan mereka dan ceritakan sedikit kehidupan pribadi yang
patut diteladani mereka.
- Berceritalah sebagaimana layaknya seorang detektif, karena
mereka suka menebak-nebak.
- Anak Madya biasanya menjadi pemuja pahlawan. Mereka pasti
tertarik dengan cerita kepahlawanan dalam Alkitab, seperti
Daud, Ester, Debora, Daniel, dsb..
E. ACARA DOA
Berdoa sebaiknya menjadi acara puncak sesudah acara cerita (Firman
Tuhan), karena di dalam doa ini anak dapat langsung merelasikan apa
yang sudah diajarkan dengan Tuhan dan meresponinya. Ajarkan kepada
mereka bahwa berdoa bukanlah sekedar minta-minta, tapi
berkomunikasi dengan Allah secara pribadi, sebagaimana berbicara
kepada sahabat.
Pada saat berdoa, guru akan menuntun anak-anak mengarahkan hati
kepada Tuhan dan memberi respon atas Firman Tuhan yang telah
didengar. Untuk anak-anak kecil, guru dapat menuntun mereka dengan
memimpin doa dan anak-anak menirukannya. Untuk anak-anak yang lebih
besar guru dapat menunjuk salah seorang anak untuk memimpin doa
dengan diberikan beberapa pokok doa sebelumnya.
Pada acara doa ini, selain untuk meresponi Firman Tuhan, guru/anak
juga bisa menambah pokok doa lain, misalnya:
- berdoa untuk anak SM yang sakit, yang tidak datang atau yang
mengalami masalah/kesulitan hidup
- berdoa untuk SM, gereja dan masyarakat sekitar
- berdoa untuk kebaktian SM minggu depan
Karena doa adalah waktu istimewa bertemu dengan Tuhan maka tanamkan
beberapa prinsip-prinsip penting dalam acara doa bersama:
- Waktu berdoa adalah waktu khusuk, jadi tidak ada anak atau guru
yang boleh berjalan-jalan, berbicara atau melihat-lihat ke sana
ke mari.
- Tanamkan keberanian kepada anak untuk ambil bagian dalam acara
doa ini, misalnya dengan mengajukan pokok doa, baik secara
tertulis atau verbal.
- Ajarkan kepada anak-anak tentang kuasa doa, bahwa Tuhan
mendengar doa dan menjawab doa-doa kita.
- Berikan teladan kepada anak-anak, bahwa guru SM selalu berdoa
bagi anak-anak SM.
F. PENUTUP
Acara Kebaktian SM bisa ditutup dengan guru berdiri di depan pintu
keluar untuk memberi salam kepada anak-anak yang pulang. Bagi anak
yang lebih besar, guru bisa melibatkan mereka untuk berpartisipasi
membersihkan ruangan dan alat-alat yang dipakai dalam kebaktian.
Lalu tutuplah dengan doa bersama, khususnya mereka yang bertugas
dalam kebaktian, untuk mengucap syukur atas pimpinan Tuhan.
Akhir Pelajaran (GSM-P05)
DOA
"Tuhan, terima kasih untuk kesempatan istimewa yang Engkau berikan
kepadaku agar bisa dipakai untuk mengajarkan kebenaran kepada anak-
anak. Ini merupakan suatu tugas istimewa, ajar aku untuk selalu
mempersiapkan setiap pelayanan dengan kesungguhan hati. Amin."
[Catatan: Tugas Pertanyaan ada di lembar terpisah.]
|