Nama Kursus | : | SIAPAKAH YESUS KRISTUS? |
Nama Pelajaran | : | Yesus adalah Penggenapan Nubuatan Perjanjian Lama |
Kode Referensi | : | SYK-R01b |
Referensi SYK-01b diambil dari:
Judul Buku | : | Yesus Kristus Tuhan Kita |
Pengarang | : | Joh. F. Walvoord |
Penerbit | : | YAKIN, Surabaya, t.th |
Halaman | : | 71 - 85 |
REFERENSI PELAJARAN 01b - YESUS ADALAH PENGGENAPAN NUBUATAN
PERJANJIAN LAMA
JENIS-JENIS UTAMA DARI NUBUATAN TENTANG MESIAS
Dalam Perjanpian Lama ditemukan dua jenis utama dari nubuatan tentang
Mesias. Pertama, nubuatan tentang Mesias secara umum. Yaitu nubuatan
yang diungkapkan dalam bahasa yang hanya dapat digenapkan oleh Mesias
sendiri. Satu contoh tentang nubuatan semacam ini terdapat dalam 1
Samuel 2:35, "Aku akan mengangkat bagi-Ku seorang imam kepercayaan,
yang berlaku sesuai dengan hati-Ku dan jiwa-Ku, dan Aku akan
membangunkan baginya keturunan yang teguh setia, sehingga ia selalu
hidup di hadapan orang yang Kuurapi." Walaupun penggenapan segera dari
nubuat ini barangkali dipenuhi oleh Samuel, namun mempunyai
penggenapan lain di luar Samuel dan menunjuk kepada penggenapan akhir
di dalam Kristus. Baik keimaman Samuel maupun garis keturunannya telah
berakhir, tetapi keimaman kekal yang diramalkan dalam nubuatan ini
akan sepenuhnya digenapi di dalam Kristus.
Kedua, nubuatan tentang Mesias secara pribadi. Ini sering ditemukan
dalam Perjanjian Lama dan dapat diketahui dari istilah-istilah khusus.
Dalam Yesaya 7:14 umpamanya, Mesias diketahui dari istilah yang tak
biasa dipakai "Imanuel" yang artinya "Allah menyertai kita." Bagian
itu secara istimewa membicarakan tentang Mesias yang akan datang.
SIFAT-SIFAT UMUM DARI NUBUATAN TENTANG MESIAS
Banyak nubuatan tentang Yesus Kristus cukup jelas, khususnya bila
dipandang dari pernyataan Perjanjian Baru di mana penggenapannya
membantu memberikan keterangan tentang isi nubuatan di dalam
Perjanjian Lama itu. Bagaimanapun juga nubuatan tentang Mesias ini
memiliki masalah-masalah tertentu :
- Bahasa dari nubuatan tentang Mesias sering samar-samar. Maksud
Allah dalam kesamaran ini ialah untuk menjadikan nubuatan itu dapat
dimengerti hanya oleh orang-orang percaya sejati yang diajar oleh Roh
Kudus dan oleh karena itu dapat membedakan mana bagian-bagian yang
merupakan nubuatan tentang Mesias. Banyak di antara bagian-bagian itu
tidak dapat ditafsirkan kecuali diterangi oleh seluruh isi Firman
Allah.
- Bahasa dari nubuatan Mesias sering bersifat kiasan. Arti kiasan itu
tidak perlu tak berketentuan, karena sering kiasan itu memberikan
maksud yang sangat jelas bahkan walaupun bagian tersebut barangkali
perlu ditafsirkan. Misalnya, ketika Kitab Suci mengucapkan nubuatan
berikut, "Suatu tunas akan keluar Bari tunggul Isai, dan taruk yang
akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah" (Yesaya 11:1), jelas ayat
ini menunjuk kepada Mesias sebagai Seorang yang akan diturunkan dari
Isai. Di sini meskipun memakai bahasa kiasan, namun kehenaran yang
dikandungnya sungguh jelas.
- Dalam nubuatan tentang Mesias masa depan sering dianygap sebagai
masa lalu atau masa sekarang. Bahasa lbrani sering mempergunakan
pengertian "sudah" dalam menulis nubuatan. Nubuat-nubuat agung dari
Yesaya 53 umpamanya, ditulis seakan-akan sudah terjadi. A.B.Davidson
mengemukakan, "Penggunaan ini sangat biasa dalam bahasa yang muluk-
muluk dari pada nabi, yang iman dan imajinasi-nya demikian jelas
memproyeksikan di depan mereka segala peristiwa atau kejadian yang
mereka nubuatkan seperti tampaknya sudah terjadi. Ini bagian dari
maksud Allah, dan oleh karena itu bagi nabi-nabi yang dapat
memandangnya denyan jelas ini, peristiwa-peristiwa tersebut sama
seperti sudah terjadi.
Gaya bahasa seperti ini menunjukkan bahwa peristiwa yang diramalkan
dalam Perjanjian Lama itu pasti digenapi bahkan walaupun akan terjadi
di masa depan dan bukan di masa lalu.
- Seperti bentuk-bentuk nubuatan yang lain, nubuatan tentang Mesias
sering dilihat secara horisontal dan bukan vertikal. Dengan perkataan
lain, walaupun urutan peristiwa dalam nubuatan itu pada umumnya
dinyatakan dalam Kitab Suci, tetapi nubuatan tidak selalu memberikan
jarak waktu yang mestinya ada di antara dua peristiwa besar yang
disebutnya. Sebagaimana biasa dinyatakan, puncak-puncak gunung
nubuatan dinyatakan begitu saja tanpa menyebutkan adanya lembah-lembah
yang terdapat di antaranya. Oleh karena itu, nubuatan Perjanjian Lama
bisa saja melompat dari peristiwa penderitaan Kristus langsung kepada
kemuliaan-Nya tanpa menyebutkan jangka waktu yang terbukti dari
sejarah memisahkan kedua peristiwa besar itu.
Fakta bahwa nubuatan tentang Mesias tidak selalu menyebutkan jangka
waktu di antara beberapa peristiwa, digambarkan dalam kutipan Kristus
dari Yesaya 61:1-2 di dalam Lukas 4:18-19. Ayat-ayat di Yesaya
menghubungkan kedatangan pertama dan kedua dari Kristus tanpa sesuatu
petunjuk bahwa di antara keduanya terdapat jangka waktu yang lebar.
Tetapi sejarah telah menunjukkan bahwa keduanya dipisahkan oleh jangka
waktu paling sedikit lebih dari 1900 tahun. Kristus dalam kutipan-Nya
menyebutkan aspek-aspek kedatangan pertama-Nya. Tetapi secara tiba-
tiba berhenti tanpa menyebutkan ayat selanjutnya mengenai "hari
pembalasan Allah" yang menunjuk kepada hukuman di saat kedatangan
kedua kali-Nya. Apabila dimengerti benar-benar, masalah dalam
menafsirkan nubuatan tentang Mesias ini tidak begitu sulit. Tetapi si
penafsir harus juga hati-hati untuk mengambil kesimpulan. Kalau ada
nubuatan yang kurang lengkap, perlu memeriksa dengan teliti apa yang
dimaksudkan oleh penulis.
GARIS KETURUNAN MESIAS : SILSILAH-NYA
Sebuah garis keturunan mengenai kedatangan Juruselamat sudah
diramalkan dalam Perjanjian Lama. Garis itu dimulai dari Adam dan
Hawa, dan berjalan terus melalui fokus yang makin menyempit sampai
semua faktor penting dinyatakan. Juruselamat yang akan datang itu
adalah keturunan perempuan (Kejadian 3:15); di dalam garis keturunan
Set (Kejadian 4:25); melalui Nuh (Kejadian 6-9); keturunan Abraham
(Kejadian 12:1-3); lalu diteruskan melalui Ishak (Kejadian 17:19);
Yakub (Kejadian 28:14); Yehuda (Kejadian 49:10); melalui Boaz, Obed,
Isai dan Daud (2 Samuel 7:12-13) Dari sini dan selanjutnya kita perlu
melihat garis silsilah di Perjanjian Baru (Matius 1:2-16; Lukas 3:23-
38).
Kisah garis keturunan Juruselamat yang akan datang ini pada satu pihak
merupakan suatu demonstrasi tentang maksud dan ketetapan Allah yang
berdautat dalam melaksanakan kehendak-Nya. Sebaliknya, di sepanjang
sejarah garis keturunan Kristus ini terlihat pula pekerjaan yang
hendak merusaknya. lblis mulai merusak umat yang baru diciptakan
dengan membawa Adam dan Hawa ke dalam pencobaan dan kejatuhan
(Kejadian 3:6). Kepada Adam dan Hawa yang jatuh itu Allah merberikan
"protevangelium" yaitu petunjuk pertama tentang rencana Allah untuk
memberikan Anak-Nya sebagai Juruselamat. Keturunan perempuan itu akan
meremukkan kepala ular tersebut (Kejadian 3:15). Pekerjaan iblis
selanjutnya dinyatakan dalam pembunuhan terhadap Habel dan perusakan
oleh perbuatan Kain (Kejadian 4:8). Allah menerbitkan keturunan yang
baru dalam kelahiran Set (Kejadian 4:25).
Garis keturunan Mesias di Perjanjian Lama harus diambil
keseluruhannya. Nubuatan yang sangat luas bahwa "keturunan perempuan
itu" akan meremukkan kepala ular adalah tidak jelas kecuali
ditafsirkan oleh nubuatan selanjutnya. J.Barton Payne berkata,
"Walaupun pribadi Mesias belum jelas dinyatakan, tetapi juga tidak
dikesampingkan. Pernyataan-pernyataan selanjutnya tidak menghapuskan
atau memperbaiki pernyataan-pernyataan sebelumnya seolah-olah yang
sebelumnya itu kurang diwahyukan; melainkan justru untuk
menjelaskannya. Ayat dalarn Kejadian 3:15 direncanakan oleh Roh
Kudus sendiri. Ayat itu sederhana, tetapi benar, dan selaras dengan
penggenapannya di kemudian hari di dalam satu pribadi yaitu
Kristus."
Kerusakan umat manusia berlangsung terus sampai zaman Nuh, dan juga
garis keturunan Mesias. Di sini melalui pembinaan total -- kecuali
keluarga N. Allah menyucikan umat manusia dan memelihara keturunan
yang saleh (Kejadiaii 6-9). Kemudian umat manusia itu rusak lagi, dan
Allah mulai kembali dengan memilih Abraham (Kejadian 12:1-3) melalui
siapa maksud-Nya mengenai Mesias itu diteruskan. Kitab Kejadian
mencatat garis sempit tentang keturunan Abraham: Ishak (Kejadian
17:19), Yakub (Kejadian 28:14); dan Yehuda (Kejadian 49:10).
Perlawanan iblis terhadap rencana Allah ini nyata di dalam
terlambatnya kelahiran Ishak, tersisihkannya Esau dan terpilihnya
Yakub, dan di dalam perkara yang menodai Yehuda. Di dalam anugerah
kedaulatan-Nya, sekalipun demikian Allah tetap menyatakan, "tongkat
kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda" (Kejadian 49:10). Nubuatan
Yakub, walaupun bahasanya agak kabur, jelas maksudnya bahwa Mesias
akan datang melalui Yehuda.
Hengstenberg memulai karya klasiknya mengenai Kristologi dengan
pernyataan, "dalam nubuatan-nubuatan tentang Mesias yanq ada di dalam
kitab Kejadian kita dapat melihat bahwa nubuatan-nubuatan itu makin
lama makin jelas dan nyata. Ramalan tentang Mesias yang pertama, yang
diucapkan segera sesudah kejatuhan Adam, adalah juga yang paling tak
jelas." Apa yang kabur pada pertama kali dijadikan makin terang
sebagaimana dibukakan dalam Perjanjian Lama itu sendiri.
Kisah Rut dan Boaz merupakan contoh lain dari rencana ilahi yang
berdaulat di dalam garis keturunan Mesias. Dengan persiapan yang jelas
dari Allah sendiri, garis keturunan raja Daud dihubungkan dengan
Yehuda. Di dalam Alkitab, hanya sedikit kitab-kitab yang mengajarkan
dengan contoh yang jelas tentang kedaulatan dan pengambilan tindakan
dari Allah secara lebih limpah dari pada yang ditulis di kitab Rut.
Lukisan Perjanjian Lama tentang garis keturunan dari Daud sampai
kepada Kristus tidak Iengkap. Tetapi kekurangan ini lebih dari cukup
dilengkapi oleh Perjanjian Baru. Yang khusus menarik perhatian adalah
adanya dua garis keturunan dari Yusuf dan Maria yang keduanya
berhubungan dengan Daud. Garis-garis keturunan itu dapat dijelaskan
secara paling memuaskan dengan menyatakan bahwa yang ditulis oleh
Matius adalah garis keturunan Yusuf, sedangkan Lukas menulis garis
keturunan Maria. Dari penafsiran ini, tampaklah bahwa Yusuf merupakan
keturunan Daud melalui Salomo, dan garis keturunan raja-raja Yehuda.
Maria merupakan keturunan Daud melalui anak laki-laki Daud, Natan.
Seluk beluk ini adalah suatu penggenapan yang menyolok dari nubuatan
Perjanjian Lama. Kepada Daud Allah telah berjanji bahwa baik
keturunannya maupun takhtanya akan sampai selama-lamanya (2 Samuel
7:12-16). Kepada Salomo, anak Daud, Allah menjanjikan bahwa takhta dan
kerajaannya akan berlangsung selama-lamanya, tetapi sama sekali tidak
menubuatkan keturunan Salomo. Ini dapat diterangkan di dalam
kemurtadan raja-raja Yehuda. Yoyakim, raja Yehuda, dikutuk dengan
keras karena dosanya dan Kitab Suci menyatakan : "Ia tidak akan
mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya
akan tercampak, sehingga kena panas di waktu siang dan kena dingin di
waktu malam. Aku akan menghukum dia, keturunannya dan hamba-hambanya
karena kesalahan mereka..." (Yeremia 36:30-31). Konya, anak laki-laki
Yoyakim, ditawan ketika Yerusalem jatuh dan garis keturunan raja-raja
Yehuda berakhir di sana (bd. Yeremia 22:30). Persoalannya segera
timbul: Bagaimana Allah dapat menggenapkan janji-Nya kepada Daud
apabila garis keturunan ini terputus? Jawabannya ialah bahwasanya
garis keturunan Mesias diteruskan dan dijaga kelanjutannya melalui
Natan, bukan melalui Salomo dan keturunannya. Dari ini, hak sah atas
takhta Daud disalurkan melalui Salomo dan Yoyakim kepada Yusuf, dan
kepada "anak laki-laki" Yusuf yaitu Kristus. Tetapi secara badaniah
keturunan itu disalurkan melalui Natan dan Maria kepada Kristus. Jadi
janji-janji Allah baik kepada Daud maupun kepada Salomo benar-benar
digenapkan menurut apa yang tertulis di dalam dan melalui Kristus. Hal
ini sekaligus merupakan contoh jelas dari ketepatan nubuatan itu, di
mana Allah mengetahui sebelumnya tentang dosa-dosa raja-raja Yehuda
dan kutuk yang akan menimpa mereka, dan pada saat yang sama ditentukan
bahwa Kristus akan dilahirkan dari seorang dara. Apabila Yesus adalah
anak kandung Yusuf secara jasmani, maka ia harus disisihkan karena
kutuk yang telah menimpa Yoyakim.
Catatan-catatan Kitab Suci memberikan catatan yang tepat dan
terpercaya tentang kualifikasi Kristus sebagai Pewaris atas janji-
janji kepada Daud. Sarjana-sarjana konservatif setuju bahwa Kristus
menggenapkan semua nubuatan ini, dan bahkan orang-orang Yahudi yang
tak percaya mengharapkan bahwa Mesias yang akan datang itu akan
menggenapkan nubuatan-nubuatan itu. Silsilah orang-orang Yahudi tentu
saja telah di musnahkan ketika Yerusalem dihancurkan oleh orang-orang
Romawi di tahun 70 M. Perjanjian Baru adalah satu-satunya catatan yang
memberikan silsilah sah bagi Mesias.
NUBUATAN-NUBUATAN TENTANG KELAHIRAN KRISTUS
Nubuatan-nubuatan mengenai kelahiran Kristus merupakan nubuatan-
nubuatan yang cukup jelas di Perjanjian Lama. Nubuatan mengenai garis
keturunan Juruselamat yang diramalkan itu sendiri memberitahukan
tentang kelahiran-Nya. Tempat kelahirannya jelas dinyatakan dalam Mikha
5:1 dan ayat itu begitu terang sehinnga kebanyakan orang tahu bahwa
Bethlehem akan menjadi tempat kelahiran Mesias. Ahli Taurat dan
imam-imam segera dapat memberitahukan Herodes tentang hal ini ketika
orang-orang Majus datang menanyakan tempat kelahiran Raja Orang
Yahudi.
Aspek-aspek lain dari kelahiran Kristus juga dinyatakan di dalam
Perjanjian Lama. Yesaya meramalkan bahwa kelahiran-Nya akan merupakan
suatu tanda : "Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan
kepadamu suatu tanda : Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung
dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia
Imanuel" (Yesaya 7:14). Di sini, baik aspek kemanusiaan dari inkarnasi
itu, kehamilan dan kelahiran-Nya, dan aspek keilahiannya terang-
terangan dinyatakan -- "Imanuel" dtau "Allah menyertai kits."
Waktu kelahiran Mesias yang akan datang itu agaknya juga dinyatakan
dalam batas-batas tertentu. Menurut Kejadian 49:10, Mesias harus
datang (dilahirkan) sebelum pemerintahan Yahudi dihancurkan. Ini
seperti ditunjukkan oleh penghancuran Yerusalem di tahun 70 M, yang
mengakhiri seluruh pemerintahan Yahudi di Palestina selama berabad-
abad. Nubuatan dari Daniel 9:25 -- bahwa enam puluh sembilan kali
tujuh masa akan berlalu sebelum Mesias disingkirkan -- telah
ditunjukkan sampai tuntas pada kematian Kristus. Walaupun tafsiran
tentang nubuatan Daniel ini menyebabkan banyak perdebatan, namun
disetujui oleh kebanyakan sarjana bahwa suatu tafsiran menurut apa
yang tertulis akan menunjukkan kira-kira waktu dari umur hidup Yesus
Kristus. Meskipun pernyataan ini tidak dimengerti sebelumnya; pada
waktu itu sudah terdapat harapan yang meluas bahwa Mesias akan segera
datang.
Jadi kita dapat melihat bahwa nubuatan-nubuatan Perjanjian Lama,
memberikan garis besar yang teliti tentang unsur-unsur utama yang
berkenaan dengan kelahiran Mesias: tempatnya, waktunya, garis
keturunannya, dan sifat kehamilan serta kelahiran-Nya yang ajaib.
NUBUATAN-NUBUATAN TENTANG PRIBADI KRISTUS
Kita dapat menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu dari nubuatan -
nubuatan Perjanjian Lama mengenai pribadi Kristus. Dalam satu kalimat,
di sana terdapat kesaksian yang cukup lengkap tentang kemanusiaan
maupun keilahian-Nya. Pernyataannya sudah tentu tidak seterang atau
sekuat pernyataan dalam Perjanjian Baru, tetapi sekalipun demikian
unsur unsur utamanya jelas.
Kemanusiaan Juruselamat yang akan datang itu secara praktis ada di
dalam semua ayat mengenai Mesias. Dari Kejadian 3:15, di mana Mesias
diuraikan sebagai keturunan perempuan, sampai kepada nubuatan-nubuatan
para nabi Perjanjian Lama di kemudian hari, Mesias dinyatakan sebagai
manusia. Pernyataan mengenai garis keturunan-Nya, hubungan-Nya dengan
Israel, kelahiran-Nya di Bethlehem dan gelar-Nya sebagai Anak
memberikan kepastian bahwa maksud nubuatan-nubuatan itu hendak
menyatakan kemanusiaan-Nya. Semua orang Yahudi memang mempunyai
harapan bahwa Pelepas yang akan datang itu adalah Manusia, dilahirkan
dari seorang ibu Yahudi.
Aspek yang menarik perhatian dari nubuatan-nubuatan itu ialah adanya
kesaksian yang berulang-ulang tentang keilahian-Nya. Menurut - Yesaya
7:14, la harus dilahirkan oleh seorang perempuan muda (perawan).
Walaupun banyak kritikan terhadap nubuatan ini, tetapi kritikan yang
melawan ayat ini mau tidak mau harus juga menganggap bahwa catatan di
dalam Injil Matius dan Lukas salah, apabila mereka mau
"memasukakalkan" Yesaya 7:14.
Payne, sesudah membicarakan penafsiran Yesaya 7:14, mengihtisarkan
suatu tafsiran yang layak tentang ayat itu,
"Kelahiran Imanuel dinyatakan sebagai tanda ajaib (7:14); dan dengan
mujizat ini tidak ada peristiwa masa itu yang diketahui terjadi
sama. Selanjutnya, raja Ahas bersalah dalam kesalehan yang munafik
dan melelahkan Allah; maka tanda yang ditunjukkan dimaksudkan
sebagai ancaman, bukan sebagai janji. Ancaman ini tidak semata-mata
ditujukan kepada Ahas saja, melainkan terhadap seluruh keluarga Daud
(ay. 13). Yaitu, bila Mesias harus lahir, Ia akan makan "dadih dan
madu," yang merupakan suatu tanda negeri yang kena malapetaka
(malapetaka itu di sini disebabkan oleh orang-orang Romawi,
sebagaimana ternyata kemudian), dan oleh karena itu berarti bahwa
keluarga Daud akan kehilangan kekuatannya. Maka tanda itu kemudian
akan menggantikan sekali buat selama-lamanya raja-raja keluarga
Ahas yang cuma manusia Yahudi biasa, yaitu Mesias sendiri."
Maksud ayat ini terang sekali. Yaitu hendak menyatakan bahwa Ia akan
dikandung secara ajaib tanpa melalui seorang ayah manusia. Nubuat ini
ajaib karena anak laki-laki,yang akan dilahirkan itu bukan dikandung
oleh seorang wanita menurut cara yang wajar, melainkan oleh seorang
perawan sejati !
Mesias dinyatakan dalam Yesaya 7:14 sebagai layak mendapat gelar
Imanuel -- Allah menyertai kita. Dalam Yesaya 9:5-G, Anak yang lahir,
Putera yang diberikan, diuraikan sebagai "Allah yang Perkasa, Bapa
yang kekal, Raja Damai." Nubuatan tentang kelahiran-Nya dalam Mikha
5:1, menguraikan Anak yang akan lahrr itu sebagai Seorang "yang
permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala." Pernyataan ini
merupakan pernyataan terkuat yang mungkin ada tentang keberadaan-Nya
yang kekal sebelum la "dilahirkan" ke uunia. Gabungan kesaksian di
atas ini dengan kesaksian-kesaksian lainnya memastikan hanya bila Ia
datang, Mesias itu adalah Allah dan Manusia di dalam satu Pribadi.
NUBUATAN-NUBUATAN TENTANG KEHIDUPAN KRISTUS
Pernyataan yang menarik tentang kehidupan Kristus terdapat di dalam
banyak nubuatan mcngenai Mesias yang menggambarkan sifat kehidupan-
Nya. Pelayanan ununnNya harus didahului oleh seorang utusan, "Lihat,
Aku nunyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku.
Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya!
Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang,
firman TUHAN semesta alam" (Maleakhi 3:1). Sebelumnya Yesaya telah
berbicara tentang "suara yang berseru-sero : persiapkanlah di padang
gurun jalan untuk TUHAN" (Yesaya 40:3). Tidak diragukan lagi bahwa
kedua ayat ini ditujukan kepada Yohanes Pembaptis (bd. Matius 3:3;
11:10; Markus 1:2; Lukas 7:27), dan keempat catatan Injil menulis
penggenapan nubuatan ini.
Mesias yang akan datang itu dalam kehidupan-Nya harus menggenapi
jabatan sebagai Nabi, Imam, dan Raja. Musa telah meramalkan kedatangan
Nabi semacam itu (Ulangan 18:15-18), dan Perjanjian Baru secara khusus
menunjuk kepada penggenapannya di dalam Kristus (Yohanes 1:21; 4:29;
5:46; 6:14; 8:28; 14:24; Kisah Para Rasul 3:20-23). Keimaman Kristus
diramalkan dalam seluruh sistem imamat yang diberikan oleh wahyu,
pertama di zaman kepala keluarga sebagai imam dan kemudian rnenurut
aturan Lewi. Nubuat yang diberikan dalam 1 Samuel 2:35 dapat
digenapkan seluruhnya hanya oleh Kristus, bahkan meskipun sebagian
digenapkan oleh Samuel sendiri. Nubuatan dari Mazmur 110:4 yang
dikutip oleh lbrani 6:6, dan dibicarakan panjang lebar dalam kitab
lbrani, jelas digenapkan dalam Kristus. Zakharia menggabungkan jabatan
keimaman dan rajani dalam nubuatannya, "Dialah yang akan mendirikan
bait TUHAN dan dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk
rnemerintah di atas takhtanya" (Zakharia 6:13). Konteks ayat ini
menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah Kristus.
Jahatan rajani Kristus ini adalah yang mula-mula disebut dalam
nubuatan dan yang paling menonjol dalam ramalan Perjanjian Lama. Mulai
di zaman Abraham, Allah telah menyatakan bahwa raja-raja akan herada
di antara keturunan Abraham. Kemudian garis keturunan raja-raja tu
diperscmpit di dalam keturunan Yehuda (Kejadian 49:10). Petunjuk
tentang seorang Raja yang istimewa dalam Kejadian 49:10 dibuat lebih
I)asti di dalam kitab Bilangan 24:17. Suatu pernyataan penting
ditemukan dalam ramalan yang diberika•,; kepada Daud pada ayat-ayat
terkenal di 2 Samuel 7:12-16. Di sini dinyatakan bahwa keluarga Daud
akan ditetapkan dalam kedatangan Mesias yang takhta-Nya dan kerajaan-Nya
akan sampai selama-lamanya. Sarjana-sarjana konservatif setuju bahwa
penggenapan nubuatan-nubuatan ini hanya didapatkan di dalam Kristus
saja. Tafsiran ini tentu saja dikuatkan oleh Perjanjian Baru (Lukas
1:31-33), dan pokok pikirannya diteruskan di sepanjang sisa Perjanjian
Lama juga.
Dalam Mazmur 2, Yehovah menyatakan bahwa la akan mendudukkan Anak-Nya
ch atas takhta Sion. Kekuasaan dan pemerintahan Raja itu
diheritahukan lebih dahulu dalam Mazmur 110. Nubuatan mengenai penun-
intahan-Nya di bumi adalah lengkap dalam ramalan tentang Mesias (Yesaya
2:1-4; 4:1-6; 49:7; 52:15). Dalam Yesaya 9:5-6 ditegaskan.
"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah
diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan
nama-Nya disebutkan orang : Penasihat Ajaib, Allah Yang Perkasa, Bapa
Yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaan-Nya, dan damai sejahtera tidak
akan berkesudahan ch atas takhta Daud dan di dalam kerajaan-Nya, karena
ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari
sekarang sampai selama-lamanya."
Ayat-ayat ini mengumpulkan dalam satu pernyataan ramalan-ramalan
tentang inkarnasi itu, tentang keilahian dan kekekalan Mesias,
pemerintahan damai sejahtera-Nya yang akan datang di bumi, kebenaran
dan keadilan kerajaan-Nya, dan fakta bahwa kerajaan itu akan
menggenapkan janji-janji terhadap Daud. Janji-janji terhadap Daud dan
ramalan tentang kerajaan duniawi dari Mesias adalah satu dan sama.
Seluruh pasal 11 dari kitab nabi Yesaya adalah sebuah gambar dari
pemerintahan raja itu.
Yeremia mengulangi aspek-aspek utama yang sama tentang Mesias yang
rajani ini
"Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa
Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. la akan memerintah sebagai
raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di
negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup
dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepada-Nya :
TUHAN-keadilan kita." (Yeremia 23:5-6).
Nubuatan ini mempunyai akibat istimewa ke atas Israel. Zakharia
berbicara tentang Raja yang datang sebagai Juruselamat dan Pelepas
bagi umat-Nya, "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion,
bersoraksorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu;
ia adil dan jaya. la lemah lembut dan mengendarai seekor keledai,
seekor keledai beban yang muda" (Zakharia 9:9). Di sini kita melihat
Kristus dalam karakternya sebagai Raja pada kedatan~an pertama
kali-Nya, bertentangan dengan ayat-ayat sebelu nnya yang menunjuk
kepada kerajaan itu sesudah kedatangan kedua kali-Nya. Ayat di atas ini
digenapi dalam Perjanjian Baru (Matius 21 :4-9; Markus 11 :9-10; Lukas
19:37-38). Ramalan Perjanjian Lama mengenai Kristus sebagai Raja
termasuk kedatanyan pertama kali-Nya dan kerajaan sesudah kedatangan
kedua kali-Nya.
Bahwa Mesias itu akan menjadi Juruselamat dan Pelepas telah lama
diramalkan dalam banyak bagian Perjanjian Lama dimulai dengan
protevangelium dalam Kejadian 3:15. Bahkan Ayub, yang barangkali hidup
sebelum zaman Kitab Suci ditulis, mengenal pengharapan akan datangnya
seorang Penebus (Ayub 19:25). Hampir semua ayat yang berkenaan dengan
Mesias membicarakannya. Bagian terkenal yang meramalkan pekerjaan
penyelamatan Kristus tentu saja adalah Yesaya 53.
Salah satu garis penting dari nubuatan mengenai Mesias yang akan
datang itu tercakup dalam gambar dari Kristus sebagai batu penjuru dan
alas. Bagian utama dari Perjanjian Lama tentang hal ini ialah Yesaya
28:14-18. Banyak ayat-ayat lain mendukung pernyataan tersebut
(Kejadian 49:24; 1 Raja-Raja 7:10-11; Mazmur 118:22; Yesaya 8:14;
Zakharia 4:7. Bandingkan dengan ayat-ayat di Perjanjian Baru, Kisah
Para Rasul 4:11; Roma 9:33; 11:11; Efesus 2:20; 1 Petrus 2:6-8). Pokok
pikiran dalam ayat-ayat ini ialah bahwasanya Kristus akan membawa
keamanan bagi Israel.
Perjanjian Lama memberikan perhatian banyak terhadap Mesias sebagai
Hamba Yehovah. Ayat-ayat penting berkenaan dengan kebenaran ini i,iLih
Yesaya 42:1-7; 49:1-7; 52:13 -- 53:12. Perjanjian Baru sering
menyindir nubuatan-nubuatan ini (Matius 8:17; 12:17-21; Lukas 22:37`
Yohanes 12:38; Kisah Para Rasul 3:13,26; 4:27; 4:30; 8:32; Roma 10:13;
15:21; 1 Petrus 2:22-24). Istitah "Hamba Yehovah" sebagaimana
didapatkan di dalam Perjanjian Lama kadang•kadang menunjuk kepada
Israel, kadang-kadang kepada sisa orang Israel yang masih setia kepada
Tuhan, kadang-kadang secara khusus kepada Mesias, dan di dalam Yesaya
37:35 istilah ini menunjuk kepada Daud. Pokok pikiran utama dalam
ramalan•ramalan ini ialah bahwa Kristus sebagai Hamba yang taat,
melalui penderitaan dan ker;ratian-Nya la menebus umat-Nya.
Dalam hubungan dengan nubuatan-nubuatan tentang kerajaan Mesias di
masa depan, dinyatakan bahwa Mesias akan melakukan banyak mujizat
besar. Kesaksian tentang ini tidak selalu dihubungkan khusus dengan
Mesias, melainkan diberikan uraian mengenai keadaan waktu itu.
Misalnya dalam Yesaya 35:5-6 tertulis, "Pads waktu itu mata orangorang
buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. Pada
waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang
bisu akan bersorak sorai; sebab mata air memancar di padang gurun . .
." Konteks langsung dari ayat-ayat ini berhubungan dengan kerajaan
Mesias, tetapi sekaligus menguraikan apa yang dilakukan oleh Mesias
itu sendiri. Kristus meminta perhatian terhadap kepentingan pekerjaan
- pekerjaan-Nya yang ajaib sebagai suatu kesaksian mengenai diri-Nya (Yo
hanes 5:36).
Secara keseluruhan, Perjanjian Lama memberikan gambaran yang rnenarik
tentang Mesias yang akan datang. la harus didahului oleh seorang
utusan, menjadi Juruselamat dan Pelepas, menjalankan jabatan Nabi,
Imam dan Raja, menjadi batu penjuru dan alas, menggenapkan pengharapan
akan datangnya seorang Hamba Yehovah yang akan menebus umat-Nya, dan
melakukan banyak pekerjaan mujizat dan pekerjaan baik. Pekerjaan dan
pengajaran-Nya adalah untuk menyatakan kuasa dari Roh TUHAN (Yesaya 11
:2-3).
NUHUATAN-NUBUATAN TENTANG KEMATIAN KRISTUS
Bagian Perjanjian Lama yang memberitahukan tentang kematian Kristus
terutama Mazmur 22 Jan Yesaya 53, walaupun banyak ayat lain mendukung
ajaran ini. Yesaya 53 menuuguhkan penderitaan Hamba Yehovah,
menyatakan sebagian besar dari seluk beluk penting tentang kematian
Kristus. la akan dipukuli dengan kejam, "tertikam oleh karena
pemberontakan kita" dan "diremukkan oleh karena kejahatan kits"
(Yesaya 53:5). Penderitaan-Nya memberikan keselamatan dan kesembuhan
(Yesaya 53:5). la membisu di hadapan para penganiaya-Nya laksana seekor
domba dibawa ke pembantaian. nyawa-Nya sebagai korban dosa (Yesaya
53:10). Ia akan mati di antara penjahat-penjahat, dan kuburnya di
antara orang kaya (Yesaya 53:9). Penderitaan-Nya bukan disebabkan oleh
dosa-Nya sendiri, karena "ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada
dalam mulutnya" (Yesaya 53:9b). Pendeknya, Yesaya memberikan catatan
yang teliti mengenai seluk beluk penderitaan dan kematian Kristus
lengkap dengan sebab-musabab theologis bagi kematian-Nya -- la mati
karena dosa-dosa manusia, untuk memuaskan tuntutan Allah . Bahkan
pemeriksaan sepintas lalu terhadap catatan Perjanjian Baru me
nunjukkan bahwa semua seluk beluk nubuatan ini sudah digenapi.
Tatkala berada di kayu salib, Kristus sendiri mengutip dari Mazmur 22,
dan ini menujukan perhatian kita kepada nubuatan-nubuatan yang ada
dalam mazmur tersebut. Mesias akan ditinggalkan oleh Allah (Mazmur
22:2), dihina dan diejek (Mazmur 22:7-9), menanggung penderitaan yang
tak terkatakan (Mazmur 12:15-17), segala tulang-Nya terlepas dari
sendinya (Mazmur 22:15), Ia menderita kehausan (Mazmur 22:16), tangan
dan kakinya ditusuk -- suatu petunjuk tentang penyaliban (Mazmur
22:17), pakaian-Nya dibagi-bagi dan jubah-Nya diundi (Mazmur 22:10), Ia
harus mati (Mazmur 22:16). Mazmur ini secara teratur memberikan
gambaran jelas tentang penderitaan Kristus di kayu salib, yang
digenapi setiap bagian sampai sekecil-kecilnya dalam peristiwa
penyaliban yang dicatat oleh keempat Injil.
Banyak ayat-ayat lain yang bertebaran dalam Perjanjian Lama menunjuk
kepada kematian Kristus dan melengkapi gambaran nubuat ini. Ia akan
dikhianati oleh sahabat-Nya (Mazmur 41:10), difitnah (Mazmur 35:11) dan
diludahi (Yesaya 50:6), tulang-tulang-Nya tidak akan dipatahkan (Mazmur
34:21).
Tidak hanya Perjanjian Baru mencatat penggenapan nubuatan itu, tetapi
Kristus sendiri melengkapkan gambaran nubuatan tentang kematian-Nya.
Berkali-kali Ia meramalkan penyaliban-Nya (Matius 12:38-42; 16:21;
17:22-23; 20:18-19; 26:31; Markus 8:31; 9:31; 10: 32-34; Lukas
9:22,44; 18:31-33; Yohanes 12:32-33). Hanya sedikit kejadian lain
yang diberi gambaran begitu lengkap dan terperinci sebelum terjadi.
Maka kita dapat mengatakan bahwa seluruh nubuatan mempunyai titik
pusat pada penderitaan dan kematian Kristus.
NUBUATAN-NUBUATAN TENTANG KEBANGKITAN KRISTUS
Walaupun banyak ayat dalam Perjanjian Lama yang memberitahukan lebih
dahulu tentang kebangkitan Kristus, tetapi hanya sedikit yang ditulis
khusus. Di antaranya yang penting ialah Mazmur 16:10, "Engkau tidak
menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang
Kudus-Mu melihat kebinasaan." Memang sudah biasa beberapa gelintir
sarjana berusaha mengecilkan, dan kalau mungkin meniadakan unsur
tentang Mesias dari nubuatan Perjanjian Lama. Oehler, misalnya,
mengatakan bahwa ia tidak melihat petunjuk tentang adanya Mesias dalam
Mazmur 16:10) A.B.Davidson tidak membicarakannya dalam tulisannya
tentang nubuatan Perjanjian Lama. Bagaimanapun juga Perjanjian Baru
menjadikannya jelas, kepada semua orang yang menerima bahwa Kitab Suci
tak pernah salah, bahwa Mazmur 16:10 terutama ditujukan kepada
Kristus. Petrus, sesudah mengutip ayat ini dalam khotbahnya pada hari
Pentakosta, menyatakan dengan terus terang bahwa ayat ini bukan untuk
Daud melainkan ditujukan kepada Kristus (Kisah Para Rasul 2:25-31).
Paulus dalam khotbahnya di Antiokhia Pisidia menyatakan bahwa ayat
...ini untuk Kristus juga (Kisah Para Rasul 13:34-37). Maka di sini
kita melihat suatu tafsiran dengan penyaksian ganda dari ajaran Petrus
dan Paulus yang menerima ilham ilahi. Apabila Daud mati dan tubuhnya
menjadi debu, maka Kristus mati dan hidup kembali dari antara orang
mati.
Selain dari pada itu kebangkitan Kristus dinuhuatkan dalam setiap ayat
yang menggambarkan.Kristus sebagai pemenang atas dosa dan kuasa jahat.
Beberapa ayat menyatakan kebangkitanNya.' Mazmur 22:23 meramalkan
tentang Kristus, "Aku akan memasyhurkan namaMu kepada saudara-
saudaraKu dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah." Ayat ini
dikutil) dalam lbrani 2:12. Konteks dari Mazmur 22:23 dan Ibrani 2:12
adalah tentang kemenangan atas maut. Mazmur 118:22-24 menulis tentang
"batu yang rlibuang oleh tukang-tukang bangunan telah men jadi batu
penjuru." Juga ayat ini melukiskan kebangkitan sesudah penolakan.
Yesaya 53:10 agaknya juga mengisyaratkan tentang kebangkitanNya.
Sesudah menyebutkan kernatian Hamba Yehovah, ayat itu meneruskan,
"umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya."
Sulit melihat ba( gaimana ayat ini dapat digenapkan secara hurufiah
sesudah kematian Kristus kecuali melalui kebangkitan.
Kesaksian Perjanjian Lama -- kecuali Mazmur 16:10 -- tentang
kehangkitan Kristus ayak kurang langsung. Namun Perjanjian Baru
berdang-dang meramalkan kebangkitarn Knstus secara langsung. Ayat-
ayat berikut yang diucapkan oleh Kristus sendiri menunjukkan
lengkapnya nubuatan kebangkitan itu : Matius 12:38-40; 16:21; 17:9,23;
20:19; 26:32; 27:63; Markus 8:31; 9:9; 9:31; 10:33-34; 14:58; Lukas
9:22; 18:33; Yohanes 2:19-21. Kebangkitan Kristus -- sama seperti ke
rnatianNya -- merupakan penggenapan rencana Allah yang sudah
ditentutukan sebelumnya.
NUBUATAN-NUBUATAN TENTANG KEMULIAAN-NYA
Perjanjian Lama penuh dengan ayat-ayat tentang kemuliaan Allah. Banyak
di antara ayat-ayat ini dikenakan kepada Allah Tritunggal, tetapi ada
juga yang merupakan nubuatan mengenai Mesias. Nubuatan-nubuatan besar
dari Perjanjian Lama mengenai kerajaan mulia yang akan datang itu
sendiri sebenarnya merupakan kesaksian terhadap kemuliaan Sang Raja.
Salah satu maksud inti dari kerajaan seribu tahun ialah untuk
menyatakan kemuliaan Allah dan kemuliaan Anak Allah. Misalnya Mazmur
24, meramalkan datangnya Raja kemuliaan, dan konteksnya menunjukkan
bahwa hal itu terutama menunjuk kepada Anak Allah. Mazmur 72 yang
berisi pemandangan umum tentang kerajaan yang akan datang itu, menutup
dengan berkat, "Dan terpujilah kiranya namaNya yang mulia
selamalamanya, dan kiranya kemuliaan-Nya memenuhi seluruh bumi." Yesaya
meramalkan, "Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi
kepermaian dan kemuliaan." (Yesaya 4:2a). "Tunas" di sini agaknya
menunjuk kepada Kristus. Yesaya bertanya, "Siapa dia yang datang dari
Edom, yang datang dari Bozra dengan baju yang merah, dia yang
bersemarak dengan pakaiannya, yang melangkah dengan kekuatannya yang
besar?" (Yesaya 63:1). Jelas dengan melihat konteksnya, ayat ini
ditujukan kepada Mesias. Daniel memberikan suatu gambaran yang luas,
"Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan
sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan
bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal,
yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan
musnah" (Daniel 7:14).
Karena begitu banyak ayat-ayat tentang kemuliaan Mesias, yang sangat
kontras dengan penderitaan-Nya, maka rasul Petrus menyebutkan persoalan
ini, "Kesetamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabinabi,
yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan
mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan
oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya
memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus
dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu" (1 Petrus
1:10-11). Dengan perkataan lain, nabi-nabi Perjanjian Lama sendiri,
yang menyadari adanya dua mac. m nubuatan yaitu tentang penderitaan
dan kemuliaan Kristus, tidak dapat menyelaraskan kontradiksi ini.
Perjanjian Baru menguatkan kemuliaan yang akan datang ini, yang akan
terjadi sesudah penderitaan. Kristus pada saat kenaikan-Nya ke sorga
kembali ke kemuliaan. Kitab Suci sering menyebutkan saat' kemuliaan-
Nya sekarang di sorga (Markus 16:19; Lukas 24:51; lbrani 4:14; 9:24; 1
Petrus 3:22). Dari keadaan kemuliaan ini la akan kembali untuk
menjemput Gereja-Nya (Yohanes 14:1-3; 1 Korintus 15:51-52; 1
Tesalonika 4:13-18). Sesudah gereja diangkat ke dalam kemuliaan ,
gereja akan diadili oleh Kristus (1 Korintus 3:12-15; 9:16-27; 2
Korintus 5:8-10; Wahyu 3:11). Lalu Kristus akan kembali keduakalinya
ke bumi dengan segala kemuliaan (Matius 26:64; Lukas 21:27; Kisah Para
Rasul 1: 11). Sesudah memerintah di bumi dimulailah pemerintahan yang
kekal (1 Korintus 15:24-28). Bagaimanapun juga, dari saat kenaikan-
Nya, Kristus berada dalam keadaan mulia-Nya dan segala pekerjaan serta
penampakkan diri-Nya sesuai dengan kemuliaan-Nya. Perjanjian Baru
menambahkan banyak seluk beluk terhadap garis besar nubuatan ini,
tetapi fakta tentang kemuliaan-Nya juga dikuatkan oleh Perjanjian
Lama.
PESTA ======Pendidikan Elektronik Studi Teologia Kaum Awam====== PESTA
|