Nama Kursus | : | SIAPAKAH YESUS KRISTUS? |
Nama Pelajaran | : | Yesus adalah Juruselamat dan Tuhan |
Kode Referensi | : | SYK-R04b |
Referensi SYK-04b diambil dari:
Judul Buku | : | Jawaban bagi pertanyaan orang yang belum percaya |
Pengarang | : | Josh Mc Dowell dan Don Steward |
Penerbit | : | Gandum Mas, Malang, t.th |
Halaman | : | 77 - 79 |
REFERENSI PELAJARAN 04b - YESUS ADALAH JURUSELAMAT DAN TUHAN
MENGAPA YESUS SATU-SATUNYA JALAN KEPADA ALLAH?
Orang senantiasa menanyakan, "Apakah keistimewaan Yesus? Mengapa Dia
sate-satunya jalan bagi manusia untuk dapat mengenal Allah?" Seiring
dengan masalah orang-orang kafir, tidak ada pertanyaan lain yang
ditanyakan lebih sering dari pertanyaan yang satu ini. Kita dituduh
berpikiran sempit karena kita menegaskan bahwa tidak ada jalan lain
kepada Allah.
Hal pertama yang harus kita kemukakan ialah bahwa bukan kita yang
membuat-buat pernyataan bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan. Ini
bukan pernyataan kita, melainkan Tuhan Yesus sendiri. Kita hanya
mengemukakan pernyataan-Nya, dan pernyataan para penulis Perjanjian
Baru.
Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes
14:6) dan " . . . jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu
akan mati dalam dosamu" (Yohanes 8:24). Rasul Petrus menggemakan kata-
kata ini, "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di
dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan" (Kisah
Para Rasul 4:12).
Paulus setuju, "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi
pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus" (1
Timotius 2:5). Jadi, seluruh Perjanjian Baru bersatu memberi kesaksian
bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengenal Allah kecuali melalui
pribadi Yesus Kristus.
Untuk mengerti mengapa demikian, kita harus kembali ke permulaan.
Allah yang Mahabesar telah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1)
dan menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri (Kejadian 1:26).
Setelah Ia selesai menciptakan, segala sesuatu sungguh amat baik
(Kejadian 1:31). Manusia, laki-laki dan perempuan, ditempatkan dalam
suatu lingkungan yang sempurna, dengan segala kebutuhan mereka
terpenuhi. Mereka diberikan hanya sebuah larangan; mereka tidak boleh
makan dari buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat,
supaya jangan mereka mati (Kejadian 2:17).
Sayang sekali, mereka makan buah pohon itu (Kejadian 3), dan akibatnya
ialah kejatuhan dalam empat hal yang berbeda. Hubungan antara Allah
dan manusia sekarang putus, sebagaimana dapat terlihat dari usaha Adam
dan Hawa menyembunyikan diri dari hadapan Allah (Kejadian 3:8).
Hubungan antara manusia dengan sesama manusia menjadi renggang, karena
keduanya, Adam dan Hawa, saling membantah dan mencoba melemparkan
kesalahan kepada yang lain (Kejadian 3:12,13).
Ikatan antara manusia dan alam juga putus, sehingga tanah menghasilkan
semak duri dan rumput duri dan binatang-binatang tidak lagi jinak
(Kejadian 3:17,18). Manusia juga menjadi terpisah dari dirinya
sendiri. Hatinya dipenuhi perasaan kekosongan dan ketidaklengkapan,
sesuatu yang tidak dialaminya sebelum kejatuhan itu.
Namun demikian, Allah berjanji akan memperbaiki segalanya dan
memberikan Firman-Nya bahwa Ia akan mengutus seorang Juruselamat, atau
Mesias, yang akan membebaskan seluruh ciptaan dari perbudakan dosa
(Kejadian 3:15). Perjanjian Lama terus mengulangi tema ini dan bahwa
suatu hari kelak Juruselamat ini akan datang ke dalam dunia dan
membebaskan umat manusia.
Firman Allah sungguh-sungguh menjadi kenyataan. Allah menjadi manusia
dalam oknum Yesus Kristus (Yohanes 1:14,29). Yesus akhirnya mati
sebagai pengganti kita supaya kita dapat mempunyai hubungan yang benar
dengan Allah lagi. Kitab Suci berkata, "Allah di dalam Kristus itu
memperdamaikan isi dunia ini dengan diri-Nya" dan "Ia, yang tiada
mengenal dosa, telah dijadikannya dosa ganti kita, supaya kita ini
akan menjadi kebenaran Allah di dalam Dia" (2 Korintus 5:19,21, TL).
Yesus telah membuka jalan! Allah telah melaksanakan semuanya, dan
tanggung jawab kita ialah menerima kenyataan itu. Kita tidak dapat
melakukan apa-apa untuk menambah karya Kristus; segala sesuatunya
telah dikerjakan bagi kita.
Jikalau umat manusia dapat mencapai Allah melaiui suatu jalan lain,
maka Yesus tidak harus mati. Kematian-Nya menunjukkan fakta bahwa
tidak ada jalan lain. Oleh sebab itu, tidak ada agama atau pemimpin
agama lain yang dapat membawa orang kepada pengenalan akan Allah yang
esa dan benar itu.
Tetapi kematian Yesus bukanlah akhir ceritanya. Marilah kita
menggambarkan mengapa Vita jauh lebih suka memilih Yesus daripada para
pemimpin agama lain. Seandainya sekelompok orang sedang berjalan kaki
dalam sebuah hutan suaka yang sangat lebat. Pada waktu kita masuk
lebih jauh ke dalam hutan, kita tersesat.
Karena menyadari bahwa mengambil jalan yang salah mungkin berarti kita
akan kehilangan nyawa, maka kita mulai menjadi takut. Akan tetapi,
tidak lama kemudian kita melihat di kejauhan ada dua sosok tubuh
berdiri di persimpangan jalan.
Setelah berlari mendekati orang-orang ini, kita melihat bahwa yang
seorang memakai seragam penjaga hutan. Ia berdiri di sana dengan
keadaan sehat sekali dan hidup, sedangkan yang seorang lainnya
tergeletak di tanah, mati. Sekarang, yang mana di antara kedua orang
ini yang akan kita tanyai jalan keluar hutan itu. Tentu, kepada orang
yang masih hidup itu.
Jika hal itu diterapkan pada hal-hal yang kekal, kita tentunya akan
menanyakan oknum yang hidup mengenai jalan keluar dari keadaan
berbahaya yang kita hadapi sekarang ini. Yesuslah satu-satunya yang
bangkit kembali dari kematian. Hal ini membuktikan kebenaran
pernyataan-Nya (Roma 1:4), Dialah Anak Allah yang tunggal dan jalan
yang satu-satunya bagi manusia untuk mempunyai suatu hubungan pribadi
dengan Allah yang benar dan hidup.
PESTA ======Pendidikan Elektronik Studi Teologia Kaum Awam====== PESTA |