Nama Kursus | : | SIAPAKAH YESUS KRISTUS? |
Nama Pelajaran | : | Yesus adalah untuk Semua Orang dan Hakim untuk |
| | Semua Orang |
Kode Referensi | : | SYK-R06b |
Referensi SYK-06b diambil dari:
Judul Buku | : | Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen |
Pengarang | : | R.C. Sproul |
Penerbit | : | SAAT, Malang, 1997 |
Halaman | : | 129 - 136 |
REFERENSI PELAJARAN 06b - YESUS ADALAH UNTUK SEMUA ORANG
DAN HAKIM UNTUK SEMUA ORANG
KENAIKAN KRISTUS KE SURGA
Signifikansi Kenaikan Kristus ke surga sering kali diabaikan oleh
gereja pada zaman modern ini. Kita merayakan secara khusus hari-hari
seperti hari Kelahiran Kristus, hari Kematian Kristus, dan hari
Kebangkitan Kristus dan menjadikannya hari libur, tetapi hari Kenaikan
Kristus ke surga jarang atau sedikit sekali mendapatkan perhatian dari
orang Kristen. Padahal, Kenaikan Kristus ke surga merupakan peristiwa
yang sangat penting dalam penebusan. Peristiwa itu menandai momen
tertinggi penghormatan kepada Kristus sebelum kedatangan-Nya yang
kedua kali. Pada peristiwa Kenaikan inilah Kristus memasuki kemuliaan-
Nya.
Yesus menjelaskan bahwa kepergian-Nya dari dunia ini merupakan hal
yang lebih baik bagi kita daripada Ia terus menerus tinggal bersama
dengan kita. Pada waktu Ia pertama kali memberitahukan kepada
murid-murid-Nya mengenai kepergian-Nya ini, mereka sangat sedih sekali
mendengar berita itu. Tetapi kemudian mereka menyadari signifikansi
dari peristiwa besar itu. Lukas mencatat peristiwa Kenaikan bagi kita
sebagai berikut:
"Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh
mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka
sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua
orang yang berpakaian putih dekat mereka: "Hai orang-orang Galilea,
mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang
terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan
cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke surga." (Kisah Para
Rasul 1:9-11)
Kita tahu bahwa Yesus pergi di dalam awan. Ini mungkin berkaitan
dengan Shekinah, yaitu awan kemuliaan Allah. Shekinah lebih bercahaya
dibandingkan dengan awan-awan yang lain. Ini merupakan manifestasi
secara nyata dari sinar kemuliaan Allah. Oleh karena itu, cara Yesus
pergi bukan merupakan sesuatu yang biasa. Peristiwa itu merupakan saat
yang penuh dengan keagungan.
Naik berarti "pergi ke atas" atau "bangkit". Namun, pada waktu istilah
naik diaplikasikan pada Kristus, istilah ini mempunyai arti yang lebih
dalam, kaya, dan khusus. Kenaikan Yesus adalah unik. Melampaui
peristiwa pada waktu Henokh diangkat secara langsung ke surga atau
kepergian Elia di dalam kereta api.
Kenaikan Yesus berarti Ia pergi ke tempat yang khusus untuk tujuan
yang khusus pula. Dia pergi kepada Bapa, ke sebelah kanan Allah Bapa.
Dia naik ke tahta yang memiliki otoritas atas dunia ini. Yesus pergi
untuk pengangkatan-Nya, dan peneguhan-Nya sebagai Raja atas segala
raja.
Yesus juga pergi untuk memasuki tempat yang mahakudus dan untuk
melanjutkan pekerjaan-Nya sebagai Imam Besar. Di surga Yesus
memerintah sebagai Raja dan menjadi pengantara kita dalam kedudukan-
Nya sebagai Imam Besar. Dalam posisi-Nya yang tinggi ini, Ia
mencurahkan Roh Kudus ke atas gereja. John Calvin memberi komentar
sebagai berikut:
Setelah diangkat ke surga, Dia tidak hadir lagi secara fisik di
tengah-tengah kita. Hal ini dilakukan bukan berarti Ia tidak menyertai
pengikut-Nya lagi, yang masih menjadi pengembara di dunia ini, tetapi
supaya Ia dapat memerintah di surga dan di dunia secara lebih
langsung lagi dengan kuasa-Nya.
Pada waktu Yesus naik ke surga untuk pengangkatan-Nya sebagai Raja
atas segala raja, Dia duduk di sebelah kanan Allah. Sebelah kanan
Allah menyatakan kedudukan yang berotoritas. Dari posisi ini Yesus
memerintah, menjalankan Kerajaan-Nya, dan berperan sebagai Hakim atas
surga dan dunia.
Di sebelah kanan Allah Bapa, Yesus duduk sebagai Kepala dari Tubuh-
Nya, yaitu gereja. Tetapi dari kedudukan ini, otoritas Yesus dan
wilayah pemerintahan-Nya bukan hanya sebatas gereja-Nya tetapi
mencakup seluruh dunia. Meskipun gereja dan negara dapat dibedakan
sehubungan dengan wilayah kekuasaan Yesus, tetapi keduanya itu tidak
pernah terpisah atau tercerai. Otoritas-Nya mencakup keduanya. Semua
penguasa dunia harus bertanggung jawab kepada-Nya dan akan dihakimi
oleh-Nya di dalam posisi-Nya sebagai Raja atas segala raja dan Tuan
atas segala tuan.
Setiap orang di surga dan di dunia dituntut Allah untuk menghormati
kemuliaan Yesus, dan tunduk di bawah perintah-Nya dan harus menyembah-
Nya, dan takluk pada kuasa-Nya. Setiap orang pada akhirnya akan
berdiri di hadapan Dia, yaitu pada waktu Hari Penghakiman terakhir.
Yesus mempunyai otoritas untuk mencurahkan Roh Kudus ke atas gereja.
Tetapi Yesus tidak mencurahkan Roh Kudus sebelum Ia duduk di sebelah
kanan Allah Bapa. Pelayanan Roh Kudus taat pada Allah Bapa dan Allah
Anak yang secara bersama-sama mengutus-Nya untuk mengaplikasikan
pekerjaan keselamatan yang telah dilakukan oleh Kristus kepada orang-
orang percaya.
Selama duduk di sebelah kanan Allah Bapa, Yesus tidak hanya
menjalankan peran-Nya sebagai Raja atas segala raja, tetapi Dia juga
menggenapi peran sebagai Hakim dunia ini. Dia adalah Hakim bagi semua
bangsa dan semua orang. Meskipun Yesus memerintah sebagai Hakim kita,
Dia juga telah ditetapkan oleh Allah untuk menjadi Pembela kita. Dia
adalah Pengacara Pembela kita. Pada Penghakiman terakhir Pembela kita
akan berhadapan dengan Hakim kita. Peran Yesus sebagai pengantara
orang kudus telah dirasakan oleh Stefanus pada waktu ia akan mati
syahid:
"Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit,
lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan
Allah. Lalu katanya: 'Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak
Manusia berdiri di sebelah kanan Allah'" (Kisah Para Rasul 7:55-56)
PESTA ======Pendidikan Elektronik Studi Teologia Kaum Awam====== PESTA |