Nama Kursus | : | SIAPAKAH YESUS KRISTUS? |
Nama Pelajaran | : | Yesus adalah Firman Allah dan Anak Allah |
Kode Referensi | : | SYK-R02b |
Referensi SYK-02b diambil dari:
Judul Buku | : | Yesus Kristus Allah, Manusia Sejati |
Pengarang | : | Pdt. T. Sutarman, BA., MDIV. |
Penerbit | : | PASTI dan YAKIN, Surabaya, 1983 |
Halaman | : | 35 - 42 |
REFERENSI PELAJARAN 02b - YESUS ADALAH FIRMAN ALLAH DAN ANAK ALLAH
ARTI GELAR ANAK ALLAH
Gelar Anak Allah dipakai oleh beberapa pihak. Penggunaannya bergantung
kepada adat kebudayaan, sehingga berbeda pula artinya. Sehubungan
dengan arti gelar Anak Allah, William Barclay dalam bukunya Jesus as
They Saw Him, mendaftarkan beberapa penggunaan gelar tersebut.
Dalam Perjanjian Lama, malaikat-malaikat disebut anak Allah. Gelar itu
tidak dipakai untuk seorang demi seorang (Ibrani 1:5), melainkan untuk
malaikat secara keseluruhan. "Maka anak-anak Allah melihat, bahwa
anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil
istri dari antara perempuan-perempuan itu (Kejadian 6:2). Pada awal
cerita Ayub, anak-anak Allah menghadap Allah (Ayub 1:6). Pada waktu
penciptaan alam semesta, bintang-bintang fajar dan anak-anak Allah
bersorak-sorai bersama (Ayub 38:7). Para malaikat disebut anak Allah.
Memang harus diingat bahwa ada beberapa tafsiran mengenai Kejadian
6:2. Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel disebut anak Allah.
Sebutan itu dituntut oleh Allah terhadap Firaun (Keluaran 4:22-23).
Ketika masih kanak-kanak, Israel dikasihi oleh Allah. Dan Ia memanggil
mereka dari Mesir (Hosea 11:1). Umat pilihan Allah disebut anak Allah.
Raja-raja Israel disebut anak Allah. Dalam arti khusus, raja Israel
dipilih oleh Allah dan dipanggil anak Allah. Berkenaan dengan Salomo,
Allah berkata kepada Raja Daud: "Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan
menjadi anak-Ku (2 Samuel 7:14). Lukas membuat silsilah Yesus
secara mundur kepada Adam. Dikatakan dalam Lukas 3:38: "Kenan anak
Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah." Adam adalah anak Allah.
Dalam dunia kafir, orang-orang tertentu disebut anak Allah. Cerita
mythos penuh dengan tokoh yang mengaku lahir dalam kesatuannya dengan
allah tertentu yang tidak dapat mati. Herkules anak Alkmene dan Zeus.
Achilles anak Thetis dan Peleus. Aleksander Agung dianggap sebagai
keturunan Zeus, dan lain-lainnya.
Vos menunjukkan empat kemungkinan arti gelar Anak Allah Gelar anak
Allah dalam arti nativistik (keturunan). Ciptaan Allah dapat disebut
"anak Allah" sebab keberadaannya itu sebagai hasil daya cipta Allah.
Adam disebut anak Allah sebagaimana Set disebut anak Adam (Lukas
3:38). Bangsa Israel juga,disebut anak Allah (Keluaran 4:22). Ada
pendapat bahwa Yesus juga disebut Anak Allah dalam anti nativistik
tersebut, karena kelahiran-Nya oleh Roh Kudus (Lukas 1:35; Matius
1:21).
Arti di atas sejajar dengan pandangan orang Yunani pada masa Rasul
Paulus tentang kebapaan Allah secara universal. Paulus mengutip
pandangan itu dalam Kisah Para Rasul 17:28: "Sebab kita ini dari
keturunan Allah juga." Dengan demikian keanakan manusia terhadap
Allah terjadi secara alami. Tentu saja gelar Anak Allah bagi Yesus
tidak diartikan secara theologis berdasarkan kelahiran secara alami.
Gelar anak Allah dalam arti moral-keagamaan. Maksudnya ialah gelar
itu dipakai untuk menyatakan hubungan Allah dengan manusia yang
menjadi obyek kasih-Nya. Arti itu berlaku bagi semua bangsa termasuk
Israel. Terhadap Israel, pemeliharaan Allah dinyatakan bukan hanya
karena keberadaan mereka oleh Allah, tetapi juga disebabkan Allah
ingin menjadikan mereka sasaran kasih-Nya. Dalam Perjanjian Lama,
keanakan Israel terhadap Allah selalu disebut-sebut. Demikian juga
dalam Perjanjian Baru, orang yang percaya kepada Yesus disebut anak
Allah karena kelahiran baru (Yohanes 1:12; 3:3), atau oleh karena
pengangkatan (Roma 8:14, 19; Galatia 3:26; 4:5). Arti kedua ini juga
tidak cocok bagi Yesus. Gelar Anak Allah dalam arti Messianik.
Gelar ini bersifat jabatan. Keturunan Raja Daud diakui sebagai anak
Allah (2 Samuel 7:14). Gelar dalam anti theologis. Dalam
Perjanjian Baru, gelar Anak Allah bagi Yesus mempunyai arti yang lebih
dalam daripada arti-arti di atas. Ia disebut Anak Allah sebab Ia itu
Tuhan dan memiliki sifat Ilahi. Rasul Yohanes dalam Injil karangannya
menyatakan bahwa Yesus adalah Kristus dan juga Anak Allah. Ia
mempunyai pre-eksistensi sebagai Logos, yang berarti Allah sendiri. Ia
menjelma manusia untuk menyatakan Allah kepada manusia. Paulus
menyatakan bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging
untuk menggenapi tuntutan hukum Taurat di dalam hidup manusia (Roma
8:3; Galatia 4:4)
Penggunaan Gelar Anak Allah bagi Yesus
Gelar Anak Allah dipakai untuk menyatakan karya Yesus, yang dilakukan
sebelum kedatangan-Nya ke dunia ini (Ibrani 1:2b, 3a) dan pada akhir
zaman (1 Korintus 15:28). Allah tidak sendirian menjadikan alam
semesta ini. Ia menjadikannya bersama dengan Allah Roh Kudus dan Allah
Anak. Oleh Dia (Yesus), Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah
cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang
ada dengan Firman-Nya yang penuh dengan kekuasaan. Biasanya penciptaan
dianggap sebagai pekerjaan Allah Bapa saga. Bagaimanapun juga Alkitab
menunjukkan, bahwa pekerjaan penciptaan adalah karya dari ketiga
pribadi Tritunggal. Untuk Yesus (Anak Allah) jelas disebut dalam
Yohanes 1:3, "segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak
ada sesuatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." Dan
satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang olehnya segala sesuatu
telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup (1 Korintus 8:6).
Pernyataan terlengkap dapat dibaca dalam Kolose 1:15-17: "Ia adalah
gambar Allah yang tidak kelihatan . . . karena di dalam Dialah telah
diciptakan segala sesuatu ... segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan
untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala
sesuatu ada di dalam Dia." Sebagai pencipta, Yesus ada sebelum segala
sesuatu ada.
Pada akhir zaman, Yesus bekerja juga. Dalam kaitan-Nya dengan gelar
Anak Manusia, Yesus melakukan karya-Nya pada waktu ada di dunia dan
pada akhir zaman. Pada akhir zaman, sebagai Anak Manusia, Ia akan
menyatakan kemuliaan-Nya (Matius 24:30), datang kembali ke dunia
(Matius 24:27,44) dan menghakimi semua bangsa (Matius 13:41; Lukas
21:36). Tetapi sebagai Anak Allah, Yesus tidak melakukan karya di atas
pada akhir zaman. Menurut 1 Korintus 15:28 pada akhir zaman Yesus akan
menaklukan segala sesuatu kepada Allah, Bapa-Nya, yang jelas dua gelar
di atas menekankan kekekalan Yesus yang dinyatakan dalam karya-
karya-Nya pada akhir zaman.
Gelar Anak Allah menunjukkan seluruh karya Yesus bersama Bapa-Nya dari
semula sampai dengan penyelesaian segala sesuatu pada akhir zaman.
Implikasi dari karya yang dilakukan Yesus sebelum datang ke dunia
ialah Yesus itu kekal adanya. Kekekalan dan keabadian itu menunjukkan
ciri-ciri Allah sendiri. Ia ada dengan sendirinya, tidak bergantung
kepada pihak lain bagi keberadaan-Nya. Itu berarti Ia sudah ada sebelum
kelahiran-Nya di dunia. Bukti-bukti kekekalan-Nya dapat dilihat dalam
seluruh Alkitab: Ayat-ayat dalam Perjanjian Lama berisi penjelasan
tentang keberadaan-Nya sebelum datang ke dunia. Sebelum dilahirkan di
Betlehem, Ia sudah ada sebelumnya, yang permulaan-Nya sudah sejak
purbakala, sejak dahulu kala (Mikha 5:1). Bahkan Yesaya memberikan
nama Allah Yang Perkasa kepada Kristus (Yesaya 9:5), demikian juga
sebagai Bapa Yang Kekal. Perjanjian Baru berisi keterangan yang
lebih tegas mengenai kekekalan Yesus. Pendahuluan Injil Yohanes biasa
dianggap sebagai "peneguhan tentang kekekalan Kristus: "Pada mulanya
adalah Firman; . . . dan Firman itu adalah Allah" (Yohanes 1:1).
Perkataan "pada mulanya" agaknya menunjuk kepada suatu waktu dalam
masa kekekalan yang silam yang mustahil kita datangi. Kata kerja yang
dipakai juga dipilih untuk menunjukkan kekekalan, karena kata "adalah"
(Yunani, en) berarti keberadaan yang terus-menerus. Kristus sendiri
mengaku keberadaan-Nya sebelum Abraham ada: "Sesungguhnya sebelum
Abraham jadi, Aku telah ada (Yohanes 8:58). Yesus menyatakan diri
sebagai Aku yang Kekal.
Paulus mengiakan kekekalan Kristus. Dalam suratnya, ia menulis: "...
Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di
surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan,
baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa;
segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia" (Kolose 1:16-17).
Dari ayat itu dapat ditemukan bahwa Kristus sudah ada sebelum segala
sesuatu diciptakan, dan segala sesuatu ada oleh daya cipta-Nya. Jika
demikian sudah jelas bahwa Ia sendiri tidak berasal dari penciptaan.
Pernyataan Kristus sendiri juga menjadi bukti kekekalan Kristus. Di
dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadi kan (Efesus
1:4), Aku adalah Alfa dan Omega ... (Wahyu 1:8); Aku adalah Yang Awal
dan Yang Akhir, dan Yang Hidup (Wahyu 1:17). Dalam Perjanjian Baru
banyak argumentasi yang menyokong kebenaran akan kekekalan Kristus.
Gelar-gelar-Nya, sifat-sifat ilahi-Nya, janji janji-Nya yang kekal
menyatakan keilahian-Nya. Jadi jelaslah kekekalan Kristus diakui
dalam Perjanjian Baru.
Sebab-sebab Yesus Disebut Anak Allah
Di depan telah disebutkan bahwa gelar Anak Allah diberikan kepada
Yesus. Pemberian itu didasarkan atas beberapa alasan. Empat alasan
sebagai berikut: Pertama Yesus bersatu dengan Allah Bapa. Alasan ini
menyatakan adanya hubungan yang erat antara Yesus Anak Allah dengan
Allah Bapa. Banyak ayat Alkitab yang mengajarkan hal tersebut. Yesus
sendiri berkata, "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30). Anak
tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak
Ia melihat Bapa mengerjakan-Nya" (Yohanes 5:19). Aku tidak berbuat
apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal,
sebagaimana diajarkan Bapa kepada (Yohanes 8:28). Bapa di dalam Aku
dan Aku di dalam Bapa (Yohanes 8:38). Aku menyampaikannya sebagaimana
yang difirmankan Bapa kepada-Ku (Yohanes 12:50). Barangsiapa telah
melihat Aku, ia telah melihat Bapa; . . . apa yang Aku katakan
kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
diam di dalam Aku (Yohanes 14:9-11). Semua orang yang menghormati Anak
sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati
Anak, ia juga tidak menghormati Bapa" (Yohanes 5:23). Semua perkataan-
Nya itu menyatakan kesatuan diri-Nya dengan Allah Bapa. Kedua, Yesus
adalah satu-satunya penyataan diri Allah. Yesus sendiri berkata dalam
Matius 11:26-27, "Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah
diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak
selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang
yang kepadanya Anak berkenan menyatakan-Nya." Demikian juga kesaksian
Rasul Yohanes menyatakan hal yang sama dengan yang diucapkan Yesus.
Tidak seorang pun yang dapat menyatakan Allah kepada dunia, kecuali
Yesus. Hanya orang yang menjadi satu dengan Allah saja yang dapat
menyatakan diri Allah dengan jelas kepada manusia. A.M. Hunter
mengatakan, "Gelar Anak Allah menggambarkan hubungan Yesus dengan Bapa
yang tidak kelihatan itu. Itu menunjuk rahasia terdalam dari
eksistensi-Nya, dan menyarankan agar orang menyadari bahwa Ia datang
kepada manusia dari kedalaman eksistensi Allah." Orang datang dari
eksistensi Allahlah yang dapat menyatakan diri Allah kepada manusia.
Orang itu adalah Yesus.
Allah ingin menciptakan persekutuan yang erat dengan manusia, dan
antara manusia dengan sesamanya. Karena ide itu keluar dari Allah,
maka Allah harus menyatakan diri kepada manusia. Caranya adalah dengan
penyataan. Menurut Ibrani 1:1-4 puncak penyataan itu ada di dalam
diri Yesus. Jadi kalau Yesus berani berbicara bahwa tidak seorang pun
mengenal Bapa, kecuali Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan
menyatakannya. Dengan demikian hanya Yesuslah yang mampu menyatakan
Allah kepada manusia dan membawa manusia kepada Allah. Ia mengenal
Bapa (Yohanes 10:15) dan menjadi jalan kepada Bapa (Yohanes 14:6).
Ketiga; Yesus taat dalam melaksanakan pola, rencana dan tujuan Allah
bagi hidup manusia dalam penciptaan, pemeliharaan dan pendamaian.
Allah mempunyai pola, rencana dan tujuan bagi hidup manusia dalam
penciptaan, pemeliharaan dan pendamaian itu.
Yesus dipilih dan diutus ke dalam dunia untuk melaksanakan pola,
rencana dan tujuan Bapa-Nya bagi umat manusia. Mulai berumur 12 tahun,
Yesus telahh menyatakan ketaatan-Nya dalam melakukan kehendak Bapa itu.
Berikut ini didaftarkan beberapa peristiwa mengenai ketaatan-Nya: 1)
Mulai umur 12 tahun Yesus telah mulai melakukan pekerjaan Bapa (Lukas
2:41-52); 2) Yesus dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak
Bapa (Matius 3:13-17); 3) Ia menolak godaan Iblis, karena ingin
mengikuti kehendak Bapa (Matius 4:1-11); 4) Dalam doa-Nya di Getsemani,
Yesus menyerahkan diri supaya kehendak Bapa saja yang jadi dalam
diri-Nya (Markus 14:32, 39); 5) Yesus mengaku bahwa Ia adalah Anak
Allah di depan Mahkamah Agama Yahudi, meskipun harus menghadapi
hukuman (Matius 26:57-68); 6) Rela menderita penganiayaan di kayu
salib (Matius 27:39-43), bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Berkali-kali Yesus menyatakan bahwa Ia menuruti kehendak Bapa-Nya;
"MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yohanes 4:34). Aku tidak menuruti
kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku" (Yohanes
5:30).
Dari setiap peristiwa ketaatan dan kata-kata Yesus sendiri dalam
hubungan-Nya dengan Allah, dapat disimpulkan bahwa Yesus sendiri sadar
akan kedudukan-Nya sebagai Anak. Sebagai hasilnya, Ia selalu menaati
kehendak Allah Bapa. William Barclay mengatakan dalam Injil Sinoptik
kita dapat menyaksikan Yesus sebagai seorang pribadi yang hidup-Nya
dimulai, dilanjutkan, dan diakhiri dalam kesadaran bahwa diri-Nya
adalah Anak Allah." Yesus berhasil melaksanakan pola, rencana dan
tujuan Allah bagi manusia dalam penciptaan, pemeliharaan dan
pendamaian itu. Keempat,"karya a Yesus adalah karya Allah sendiri.
Yesus disebut Anak Allah dalam Perjanjian Baru, karena karya yang
dilakukan-Nya memadai dengan karya Allah Bapa. Karya itu ialah:
Pertama, memberi hidup kepada semua orang (Yohanes 5:25,26). Yesus
datang ke dunia agar manusia hidup de=n ngan segala kelimpahan. Kedua,
menjadikan orang anak Allah. Orang orang yang percaya kepada-Nya,
diberi-Nya hak menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12; Galatia 3:26; 1
Yohanes 3:1-2). Ketiga, membangkitkan orang yang telah mati (Yohanes
11:41-44). Keempat, memperdamaikan, menyelamatkan dan menyucikan orang
percaya (Roma 5:10; 1 Yohanes 3:7,8; 4:10,14). Kematian Yesus
memperdamaikan orang percaya dengan Allah. Yang diperdamaikan pasti
akan diselamatkan oleh Yesus. Yesuslah yang diutus oleh Bapa untuk
menjadi Juruselamat kita. Kelima, Yesus ikut menjadikan alam semesta
(Ibrani 1:2). Oleh Dia Allah menjadikan alam semesta.
Dalam Perjanjian Lama, semua bangsa Israel, termasuk rajanya disebut
anak Allah. Mereka dipilih dan diutus untuk melaksanakan karya Allah
di dunia. Namun demikian, tidak seorang pun dari mereka dapat melakukan
karya-karya Yesus di atas. Memang hanya Yesuslah satu-satunya orang
yang pernah mengajarkan karya Allah Bapa. Sebab itu ia disebut Anak
Allah. Bahkan dalam Yohanes 1:14 dan 3:16 Yesus diberi gelar Anak
Tunggal Bapa.
Implikasi Gelar Anak Allah Bagi Yesus
Di depan telah diutarakan arti gelar Anak Allah dan sebab-sebab Yesus
digelari Anak Allah. Dari uraian di atas dapat diperoleh implikasi
gelar Anak Allah pada diri Yesus. Pertama, Yesus mempunyai hubungan
yang erat sekali dengan Bapa. Bahkan tidak ada hubungan yang seerat
itu dalam hidup manusia. Eksistensi Allah sama dengan eksistensi
Yesus. "Aku dan Bapa adalah satu" (Yohanes 10:30). Kedua, antara Allah
Bapa dan Yesus ada kesetaraan. Dalam Filipi 2:6 Paulus menyatakan
bahwa Yesus ada dalam rupa Allah. Itu berarti bahwa Kristus bukan saja
sama dengan Allah, tetapi Ia adalah Allah, benar-benar Allah. Ia
seujud, sehakekat dengan Dia. Ungkapan "berada dalam rupa Allah,"
menyatakan bahwa sebelum Kristus menjadi manusia Ia telah ada. Ia
mempunyai pre-eksistensi. Ia seujud atau sehakekat dengan Allah dan Ia
menyatakan diri-Nya sebagai Allah. Ketiga, Yesus menyatakan ketaatan
yang mutlak kepada kehendak Bapa. Ketaatan seperti itu tidak akan
terjadi jika Yesus bukan Anak Allah. Keempat, Yesus mengenal Allah
secara istimewa. Pengenalan-Nya itu menunjukkan eratnya hubungan-Nya
dengan Allah dan juga ketaatan-Nya. Karena berhubungan erat, maka Yesus
mengenal dan akhirnya menaati-Nya. Pengenalan-Nya yang disebut dalam
Matius 11:27 itu bukan secara mental dan akali, tetapi karena hasil
hubungan-Nya yang erat tersebut. Kelima, karena Yesus itu satu dengan
Allah, berhubungan erat, mengenal dan taat kepada Bapa-Nya, maka Yesus
memiliki kuasa Allah. Tidak diragukan lagi bahwa Yesus memiliki kuasa
yang hebat. Ia berkuasa atas alam, atas penyakit, kematian dan setan.
Tanpa kuasa Allah ada pada diri Yesus, Ia tidak dapat melakukan semua
pelayanan-Nya secara menakjubkan. Keenam, gelar Anak Allah dipakai di
dalam kitab-kitab Injil untuk menunjukkan kesatuan Yesus dan Allah
Bapa bukan untuk menunjukkan kemessiasan-Nya. Gelar Anak Allah sebagai
gelar mesiasnis untuk Yesus terjadi pada perkembangan pengertian
rasul-rasul selanjutnya. Dalam hubungan-Nya dengan Allah Bapa ia berada
sejak semula sebagai Anak Allah bukan sebagai Mesias.
Kesimpulan
Kesadaran Yesus akan kedudukan-Nya sebagai Anak Allah terdapat bukan
hanya dalam Kitab Injil Yohanes, tetapi juga dalam Kitab Injil yang
lain. Dalam Matius 11:26-27, Yesus secara langsung mengungkapkan
hubungan diri-Nya dengan Bapa-Nya. Ia menyatakan diri sebagai Anak dari
Bapa. Bahkan hanya Dia dan Bapa yang dapat saling mengenal dan orang
yang kepadanya Anak mau menyatakan diri. Injil Yohanes beserta kitab
lain yang dikarangnya dan bukubuku karangan Paulus merupakan dokumen
mengenai perkembangan pengertian Kristologis, berdasarkan kesadaran
Yesus akan diri-Nya sebagai Anak Allah.
Kita juga dapat menyimpulkan bahwa Yesus merasa sebagai Anak Allah
dalam arti yang istimewa. Ia lain daripada orang lain. Dengan
keanakan-Nya itu Yesus menyatakan kesatuan-Nya dengan Bapa yang tidak
dapat dinyatakan oleh manusia. Untuk menghindari konsep yang salah
tentang Messias, Yesus lebih banyak menggunakan gelar Anak Manusia
yang erat hubungannya dengan Anak Allah. Maksud penggunaan gelar itu
ialah untuk memberikan tekanan hubungan istimewa-Nya dengan Allah,
bahwa Ia sebagai Anak dan Juruselamat.
Dapat disimpulkan pula, bahwa pikiran murid-murid Yesus mengenai
pribadi Kristus selalu berkembang berdasarkan pengalaman. Dari karya-
karya Yesus bersama murid-murid-Nya, para murid makin sadar bahwa Yesus
adalah Anak Allah. Selama pelayanan mereka dengan Yesus, para murid
melihat bagaimana Yesus menyucikan Bait Allah, memasuki Yerusalem pada
minggu terakhir, memimpin perjamuan malam, disalibkan dan akhirnya
bangkit pada hari ketiga sesudah mati. Dari situ pikiran murid-murid
Yesus pada abad pertama itu menjadi jelas mengenai Mesias. Bagi
mereka arti gelar Mesias berkembang mencakup Nabi, Pemberi Hukum yang
Baru, Anak Allah, dan Anak Manusia.
PESTA ======Pendidikan Elektronik Studi Teologia Kaum Awam====== PESTA
|